SURABAYA-Setio Giovanni. Forward SMP Petra 1 Surabaya berhasil terpilih menjadi MVP Junior DBL East Java Series 2020. Permainan gemilangnya berhasil membawa tim kebanggannya melangkah ke babak final. Dan membawa pulang gelar champion perdananya di gelaran basket akbar tingkat SMP ini.
Setio Giovanni pun bercerita bahwa tak pernah terbesit di pikirannya bahwa ia akan bermain basket. Bahkan hingga meraih gelar perseorangan bergengsi di kompetisi ini.
“Dari kecil, aku emang suka lari-lari sih. Baru mulai basket itu kelas 5 SD. Itupun bukan basket yang serius karena sekedar ekstrakurikuler di sekolah,” ujar cewek kelahiran tahun 2005 tersebut.
Namun pandangan Gio berubah saat guru ekstrakurikulernya, Julian memberi pujian bahwa Gio punya kemampuan yang bagus dalam bermain basket. Dan jika diasah lebih lanjut, dia bisa menjadi lebih jago.
Memasuki SMP, Gio semakin matang bermain basket. Terlebih, pelatihnya, Liem Filixs terus memberikan ia kesempatan dalam berkembang. Tips yang kerap diberikan mantan pemain timnas era 80an ini membuat Gio semakin tajam.
“Awal main basket, aku selalu takut dribble pakai tangan kiri. Soalnya bukan tangan dominan. Tapi sama coach Filix diajari dan diwajibkan untuk bisa. Lama-lama akhirnya aku jadi bisa,” kenangnya.
Meski begitu, bukan berarti Gio tak pernah mengalami kendala dalam bermain basket. Salah satunya adalah sempat minder dengan tubuhnya yang mungil. Dengan tinggi 154 cm, Gio dituntut untuk menghadapi pemain dengan tinggi diatas 165 cm.
Beberapa kali ia juga sempat diremehkan oleh lawannya. Namun, ia berhasil membayarnya dengan penetrasi gesit dan finishing tajam yang kerap berbuah angka.
Tak hanya itu, ia juga mengalami cedera jari manis saat akan berlaga di partai final. Cedera ini terjadi lantaran saat berlatih, tangannya terkena bola.
“Sebenernya sudah mulai sembuh. Tapi waktu kejurnas cedera lagi. Rasanya bahkan jariku susah ditekuk,” ujar Gio.
Dengan semangat mengantarkan timnya melangkah ke final, cedera yang ia rasakan seolah hanya sebagai kerikil yang menghalangi langkahnya. Buktinya, dalam partai final kemarin, Gio menjadi top scorer timnya dengan membukukan 23 poin. Lengkap dengan Sembilan total rebound dan 5 steals.
Ketika ditanya cita-citanya ketika dewasa kelak, Gio berkata bahwa basket mungkin akan jadi opsi kesekiannya. Pasalnya, ia ingin menjadi orang yang lebih berguna bagi sekitarnya.
“Kalau cita-cita spesifiknya belum ada sih, Cuma aku pengin yang tentunya menghasilkan keuntungan,” tutupnya.