Sudah hampir satu setengah dekade, Junior DBL hadir menjadi ruang untuk tumbuhnya regenerasi basket tanah air. Sejak tahun 2005, secara konsisten perhelatan tahunan ini mencetak bibit-bibit potensial. Tak heran jika dukungan dari para orang tua pada liga basket pelajar terbesar di Indonesia ini mengalir deras.
---
Sebagai orang tua, saya pun selalu mendukung sang anak saat mengikuti hal yang positif. Salah satunya adalah terus hadir saat Rais Pandya Putra Nugraha, bertanding. Tapi untuk hari ini Rais tak bisa bermain. Meski anak saya tidak bermain, bukan berarti semangat saya untuk mendukung One Blitar pudar.
Junior DBL adalah kompetisi yang sangat bagus. Bahkan ini adalah kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia yang pernah saya temui. Banyak sekali nilai positif yang dihadirkan lewat penyelenggaraan kompetisi ini.
Saya senang Indonesia punya kompetisi sekelas Junior DBL ini. Karena inilah salah satu cara untuk mencetak bibit-bibit pemain profesional nantinya. Sudah banyak sekali bukti yang diberikan oleh Junior DBL ini, maka dari itu saya mendukung penuh berjalannya kompetisi ini.
Tak hanya soal pembinaan saja yang diberikan oleh Junior DBL. Pembentukan karakter juga jadi nilai lebih kompetisi ini.
Pada kompetisi ini bisa kita lihat betapa besarnya semangat anak-anak untuk bisa menampilkan yang terbaik. Terlebih disetiap pertandingan, tergambar dengan jelas bahwa disitu ada tekad, keinginan, dan usaha yang sangat kuat. Mereka ingin membuktikan bahwa prestasi bisa diraih lewat usaha yang keras.
Saya harap Junior DBL akan makin berkembang kedepannya. Tak hanya mencakup wilayah Jawa Timur saja. Keinginan saya bisa melihat Junior DBL ini merata dan ada di setiap kota di Indonesia. Sebab masih ada banyak pemain yang akan makin berkembang jika tersentuh oleh Junior DBL. Terima kasih Junior DBL dan selamat.
Disarikan dari hasil wawancara bersama Hari Suhatanto, ayahanda pemain Junior DBL dari SMPN 1 Blitar, Rais Pandya Putra Nugraha.