Janji Pertama Jap Ricky, Bawa Buksi Jadi Tim Superior

| Penulis : 

Dikenalnya tim basket Bukit Sion saat ini, mungkin suatu yang tidak direncakan. Semuanya berawal dari mimpi, yang kemudian berubah menjadi ambisi seorang Jap Ricky. Dirinya telah mengalami pahit manisnya mengabdi di Buksi (julukan tim Bukit Sion) kurang lebih selama hampir 10 tahun menukangi timnya.

Pelatih berusia 38 tahun itu ingat betul bagaimana awalnya dia membangun tim di Bukit Sion. “Pertama kali sekolah bilang ke saya, yang penting ada ekstrakurikuler basket deh di Bukit Sion. Nggak harus menang kok, nggak kudu juara,” kenang Jap Ricky.

Jauh sebelum menukangi Buksi, Ko Ricky (sapaan akrab Jap Ricky) memang punya mimpi besar. Mungkin sederhana. Ia pengin melatih tim untuk bermain di kancah Honda DBL. Ingin membuat tim dengan racikannya menjadi tim superior selama berkarir menjadi pelatih.

“Saya udah lihat Honda DBL dari pertama bergulir di Surabaya. Gilaa ya, bisa sekeren itu. Bisa ngirimin pemain ke luar negeri, sampai ke Amerika lagi,” ujarnya. “Suatu saat DBL ada di Jakarta, saya siap bawa tim saya main di sana,” lanjutnya mengenang ambisinya pertama kali demi bisa bermain di Honda DBL.

SMA Bukit Sion memang bukan tim pertama yang di tanganinya. Posisinya saat itu masuk di tahun 2010. Ia masih masih memegang tim SMA Provindentia. Meski sekolah (re: Bukit Sion) tak membuat target besar ko Ricky tetap berjanji bisa membuat Buksi jadi sekolah yang kuat tim basketnya.

Akhirnya, Buksi menerima pinangan darinya. Sebelum di Buksi ia memang sudah memegang klub Gading Muda. Salah satu pemainnya memintanya agar melatih di sekolahnya. Dua tahun berjalan bersama Buksi, Ko Ricky memang belum bisa kasih yang terbaik.

Namun, bak gayung bersambut, saat Honda DBL di DKI Jakarta terhelat pada tahun 2012, ia percaya diri bisa berhasil bersama Buksi. Mimpi kecilnya, bermain dengan tim yang diracik sudah tergapai. Meski belum mulus hingga final, tapi Buksi bisa tembus hingga semifinal di musim perdananya. Buksi kandas 65-38 di tangan SMAN 116 Jakarta.

Benar saja, selang satu tahun kemudian, persis di tahun 2013. Buksi tim yang tidak masuk radar tim basket kuat di DKI Jakarta, tembus final Honda DBL DKI Jakarta Series. Untuk pertama kalinya. Sayangnya, Buksi harus puas menjadi runner-up. Mereka kembali takluk dari SMAN 116 Jakarta 47-38.

Tahun berikutnya jadi musim yang indah bagi Buksi. Ingat sekali lagi, Buksi bukan tim ternama. Buktinya, sebelum Honda DBL bergulir di tahun 2012, mereka selalu kalah di kompetisi antar sekolah.

Terlebih di Jakarta Barat, sangat under radar. “Pas pertama pegang Buksi, kami selalu diterima di semua kompetisi. Orang kami nggak pernah juara kok. Kami bukan siapa-siapa saat itu,” cuap Jap Ricky.

Saat itu Honda DBL DKI Jakarta Series 2014. Ko Ricky berhasil membawa Buksi kembali lagi ke final. Bedanya, di tahun itu mereka juara, menggondol trofi bergengsi Liga basket pelajar terbesar se-Indonesia. Namun, trofi yang direngkuh Buksi tidak diraih dengan mudah begitu saja. Di babak awal fase knock out mereka langsung berjumpa SMAN 3 Jakarta, salah satu tim terkuat di DKI Jakarta.

Bisa dibayangkan, dua tahun sebelum musim 2014, SMAN 3 merupakan jawara Honda DBL DKI Jakarta Series. Mereka menumbangkan SMAN 116 Jakarta, tim yang mengandaskan Buksi di final musim 2013. Belum lagi mereka juga menyingkirkan SMK Yadika 2, semifinalis edisi 2013. Ditambah Yadika 2 juga dikenal memiliki basis suporter yang kerap membuat mental pemain di lapangan down.

Tapi, pecutan sang arsitek mampu memompa semangat dan mental pemain. Hingga akhirnya Yefanus dkk dapat melenggang ke final dan mengantarkan Buksi, mengandaskan SMA Tiara Kasih dengan keunggulan 59-31.

Tim underrated ini kian menjelma menjadi tim yang superior. Persis di tahun 2015, Buksi kembali mencapai final Honda DBL DKI Jakarta. Dan lagi-lagi mereka juara. Perjalanan menuju laga pamungkas juga tak serta merta digapai dengan mudah begitu saja. Mereka berjumpa dengan SMAN 28 salah satu tim yang digadang-gadang bakal menjadi tim besar saat itu, pada round two usai menaklukan SMAN 70 di babak awal.

Selain itu, Buksi juga harus bentrok dengan salah satu tim debutan, SMA Hang Tuah Jakarta yang datang dengan penuh ambisi guna membekuk sang juara bertahan. Tapi, sekali lagi, Jap Ricky memimipin timnya menjaga kestabilan tim. Mereka kembali ke final. Dan, kali ini SMAN 21 Jakarta yang digasak.

Dengan cukup meyakinkan Buksi mengalahkan lawannya 75-56. Bersamaan dengan titel juara yang kedua, mereka memecahkan rekor, sebagai tim putra pertama yang berhasil merengkuh back to back champion di Honda DBL seri ibu kota.

Sayangnya, memang semua tak semulus layakanya cerita dongeng. Roda kehidupan selalu berputar. Saat ekspetasi orang tinggi, Buksi justru gagal dua musim beruntun di tahun 2016 dan 2017. Namun, prinsip yang tegas. Tak mudah menyerah dari seorang nahkoda Buksi, membuat tim asuhannya kembali dengan yakin di Honda DBL DKI Jakarta Series 2018.

Musim itu, di mana untuk pertama kalinya Honda DBL DKI Jakarta menggunakan sistem regional. Ko Ricky buktikan, Buksi belum habis. Mereka justru melumat habis perwakilan di West Region (seri Jakarta Barat). Ya, wilayah yang di mana dulu Buksi hanyalah tim papan bawah.

Mereka keluar sebagai kampiun seri Jakbar. Di Championship Series, Buksi perkasa. Mereka tak terkalahkan sedari fase grup, hingga menaklukan SMAN 61 Jakarta (44-23) di partai final Begitu pun dengan musim 2019. Keperkasaan Buksi makin menjadi. Faktanya, di gelaran Honda DBL DKI Jakarta 2019, Buksi jadi satu-satunya tim putra yang tak terkalahkan sejak musim 2018.

Musim 2019, mereka keluar sebagai juara Grup A dengan tiga kemenangan sempurna. Di final, mereka pun berhasil mematahkan “Urban Legend” saat bersua dengan SMAN 71 Jakarta. Mereka berhasil juara usai keluar dari laga ketat yang berakhir dengan skor 62-59.

Bukan hanya itu, satu rekor lagi mereka pecahkan. Buksi resmi menyandang sebagai tim dengan gelar terbanyak. Empat trofi Honda DBL seri Ibu Kota jadi bukti. Inilah Buksi, from the underrated to be the famous one. (*)

Foto-foto: Dokumentasi DBL Indonesia

Populer

Tak Pernah Kalah Sejak 2016, BOSA Raih Gelar Kesepuluh DBL Yogyakarta!
Ukir Sejarah! Putri Olifant Tiga Kali Jadi Ratu DBL Yogyakarta
Hasil AZA 3X3 Competition 2024 North Sulawesi Hari Ini 4 November 2024
Pasukan BOSA Mengincar Gelar Kesepuluh di DBL Yogyakarta 2024!
14 Tahun Latih Buksi, Begini Cara Jap Ricky Bikin Tim Superior! Sempat Digaji...