Skuad Honda DBL Indonesia All-Star 2019 yang sedang mengikuti pemusatan latihan mendapatkan kesempatan istimewa, Senin (6/1). Mereka bertemu langsung dengan Konsul Jenderal di Konsulat Jenderal (Konjen) AS di Surabaya, Mark McGovern.
Bersama sejumlah stafnya, Mark menyambut hangat talenta-talenta muda basket Indonesia yang akan berkunjung ke Amerika Serikat, Februari mendatang tersebut. Kesempatan bertemu Konsul dan para stafnya itu juga tak disia-siakan skuad Honda DBL Indonesia All-Star 2019. Mereka bertanya sejumlah hal tentang Amerika Serikat.
Pertanyaan paling banyak diajukan berkaitan dengan studi lanjut di Amerika Serikat. Apalagi sebelumnya Mark memang berharap anak-anak yang tergabung dalam Honda DBL Indonesia All-Star 2019 ke Amerika Serikat tidak sekedar belajar tentang basket. Tapi mereka juga belajar tentang budaya dan pendidikan.
"Saya memberikan selamat pada kalian yang terpilih. Semoga di sana (Amerika Serikat) tidak hanya belajar soal basket, tapi juga tentang budaya dan pendidikan," ujarnya. Kebetulan, sebelum keberangkatan anak-anak ke Amerika Serikat, Konjen juga membuka pameran pendidikan.
Begitu sesi tanya jawab dibuka, beberapa anggota skuad Honda DBL Indonesia All-Star 2019 pun langsung mengajukan pertanyaan. Salah satunya datang dari Julian Alexandre Chalias. Ia bertanya tentang beasiswa yang bisa didapat pelajar Indonesia yang berprestasi di bidang non akademik. "Apakah ada beasiswa untuk siswa berprestasi di bidang non akademik, misalnya basket?" tanyanya.
Pertanyaan Julian itu dijawab oleh Kepala Humas Konjen AS, Angie Mizeur. Menurut dia, perguruan tinggi di Amerika Serikat berbeda dengan kebanyakan kampus di negara lain. Di sana begitu banyak beasiswa yan diberikan untuk calon mahasiswa dari dalam dan luar negeri. Baik beasiswa untuk prestasi akademik maupun non akademik.
"Silakan berkonsultasi dengan kami. Kami juga punya Edu USA yang siap membantu kalian memberikan konsultasi gratis tentang pendidikan di Amerika Serikat," ujarnya.
Angie juga menjelaskan soal program lain seperti Youth Exchange and Study (YES). Progran ini sudah berjalan sejak 2002. Tiap tahun 80-100 anak berkesempatan mengikuti program tersebut di Amerika Serikat.
Selain Julain, Stephanie Wijaya juga bertanya mengenai studi lanjut di Amerika Serikat. Kebetulan sudah lama Stephanie bercita-cita melanjutkan studi di Amerika Serikat seperti halnya kakaknya. Dia ingin mendalami bidang matematika.(*)
Baca juga: Konsul Jenderal AS Apresiasi Program Honda DBL Indonesia All-Star