Permainan basket selalu identik dengan penguasaan bola atau possession. Tapi kalian paham nggak apa yang dimaksud dan dihitung sebagai penguasaan bola itu?

Penguasaan bola atau possession adalah situasi saat sebuah tim sedang menguasai bola dan berpotensi untuk menghasilkan poin. Penguasaan bola sebuah tim ini bisa berakhir dengan upaya shooting, free throw, maupun turnover.

Penguasaan bola ini begitu penting bagi sebuah tim untuk bisa meraih kemenangan. Sebab lewat situasi ini, bisa untuk melihat efektivitas dan efisiensi dari sebuah tim. Penguasaan bola ini juga jadi tolak ukur bagi beberapa aspek penting dalam basket. Seperti offensive rating, defensive rating, efektivitas dalam mencetak angka, dan persentase turnover.

Dean Oliver, seorang analis NBA, memberikan cara untuk bisa mengetahui jumlah penguasaan bola. Pertama, menghitung satu per satu dari data play by play. Kedua, menghitung lewat data yang diambil dari box score. Cara kedua ini lebih sederhana dan mudah dilakukan dibanding yang pertama.

Metode yang di cetuskan oleh Dean Oliver ini melihat penguasaan bola dari perhitungan upaya tembakan (FGA), free throw (FTA), turn over (TOV), dan Offensive rebound. Upaya tembakan dan free throw yang masuk maupun tidak dan akhirnya dikuasai lawan yang melakukan defensive rebound, akan dihitung sebagai satu penguasaan.

Demikian pula dengan turnover, misal lawan berhasil mencuri bola (steal), bola keluar lapangan, waktu serang habis, dan kesalahan lain yang menyebabkan lawan berhasiil mendapatkan bola akan dihitung juga sebagai satu penguasaan.

Misalnya suatu tim berhasil melakukan tiga offensive rebound dari tiga tembakan yang meleset, dan akhirnya berhasil memasukkan bola pada tembakan keempat, maka tim tersebut hanya dihitung telah melakukan satu penguasaan (4 FGA - 3 OReb. = 1 Poss.). Oleh karena itulah OReb. memiliki nilai minus pada formula perhitungan perkiraan penguasaan.

Awalnya Dean memberikan koefisien 0,5 pada kesempatan free throw. Apabila semua skenario FT berakhir dengan dua free throw (FTA = 2) yang menghasilkan dua angka. Maka pada variabel FTA akan dikalikan dengan koefisien 0,5. Artinya adalah dua lemparan gratis pada box score bernilai satu penguasaan (0,5 x 2 FTA = 1 Poss.).

Tetapi pada kenyataannya, skenario lemparan gratis tidak selalu berpotensi menghasilkan dua angka. Oleh karena itu koefisien 0,4 persen dipilih Dean untuk jadi aspek perhitungan upaya free throw.

Koefisien 0,4 didapatkan berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa diperkirakan sekitar 80 persen free throw pada suatu pertandingan yang berpotensi menghasilkan dua angka pada setiap penguasaan. Sementara 20 persen sisanya adalah skenario free throw ekstra.

Perlu dipahami bahwa angka koefisien pada variabel FTA tergantung dari fenomena free throw ekstra yang terjadi pada suatu kompetisi. Angka koefisien FTA berbanding terbalik dengan jumlah kejadian free throw ekstra, yang artinya adalah semakin tinggi angka kejadian free throw ekstra, maka semakin rendah angka koefisien FTA.(*)

Sembari menunggu update DBL.id, yuk ikutin informasi-informasi terbaru di mainmain.id:

CODM Dinobatkan Sebagai Game of The Year oleh Android

Dari BTS hingga Atta Halilintar Masuk Video Paling Disukai Versi YouTube Rewind

Akhirnya, Asus Resmi Boyong ROG Phone 2 ke Indonesia

Drone Racing League (DRL) Ajang Kompetisi Balapan Drone

Ini Cara Bikin Spotify Wrapped Bagi Pengguna non-Premium

Hasil Spotify Wrapped, Tulus dan Fiersa Besari Paling Laris di Indonesia

 

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Salut, Koreo 3D Keren Milik SMAN 2 Surabaya ini Hasil Urunan Siswa
Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Preview Laga Seri Jaktim:  Pembuktian Adu Kuat Defense Smalix dan Labsraw
Defense Ketat, Smandaks Raih Kemenangan Pertama