Oleh: Dhimaz Anis*
Honda DBL adalah sebuah kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia yang bisa membuat seorang anak bermain tanpa adanya batasan.
***
Saya sudah berkiprah sebagai pelatih SMAN 2 Surabaya lebih dari setengah dekade. Tepatnya enam tahun. Sebuah kebanggaan bisa membawa tim ini sampai ke level tinggi dan juga jadi salah satu tim kuat. Sebab ini adalah sebuah bentuk balas budi sebagai alumni.
Melatih itu tak semudah yang saya pikirkan. Karena keberhasilan seorang pelatih itu terletak pada bagaimana cara untuk menyampaikan pengetahuannya dengan baik kepada pemainnya. Maka itulah saya ingin menjadi pelatih karena itu adalah hal baru bagi saya.
Makin berjalannya waktu, ternyata berbagi ilmu adalah hal yang mengasyikan. Sebagai pelatih, saya tak memandang skill para pemain. Demi membangun tim yang solid, hanya kekompakan tim yang jadi kunci.
Saya juga punya metode khusus selama melatih Smada hingga saat ini. Jadi tiap tahunnya saya bentuk dua tim. Tim a dan b.
Hal itu saya lakukan saat beberapa pemain tim a sudah lulus, tim b sudah siap untuk menggantikannya. Selebihnya latihan sesuai dengan porsi dan program yang udah tersusun.
Enam tahun melatih Smada, tentu saya punya harapan besar. Jadi juara di tanah Jawa Timur adalah salah satunya. Memang tahun ini kami selangkah lagi menjadi champion. Namun saya dan para pemain harus rela pulang dengan predikat runner-up.
Bukan jadi masalah bagi saya ketika hanya diposisi kedua. Sebab basket bukanlah perkara menang atau kalah. Namun perihal Tuhan masih belum mengijinkan kami untuk menang.
Disisi lain, saya sangat berterima kasih kepada Tuhan. Sebab tahun ini saya berdoa agar Smada bisa tampil di final dan sudah terwujud.
Menyongsong tahun depan, tentu optimisme saya lebih besar dibanding tahun ini. Di tahun depan saya ingin membuktikan bahwa sekolah negeri juga bisa berjaya.
*Penulis adalah pelatih dari SMAN 2 Surabaya