Terlahir dari keluarga basket membuat Mario Davidson mengenal basket jauh lebih lama dibanding teman seumurannya. Apalagi, ayah dan kakaknya pernah menghuni skuad tim nasional Indonesia.
Di musim ini sendiri, Mario Davidson tampil sangat cemerlang selama berlaga di Honda DBL Central Java Series 2019. Pemain berusia 17 tahun ini mengoleksi 54 poin, 23 total rebounds, 12 assists, dan 10 steals. Semuanya ia koleksi selama enam laga bermain bersama timnya.
Ia juga menjadi sosok yang berhasil membuat SMA Karang Turi Semarang comeback di partai final. Membuat sekolahnya berhasil mempertahankan gelar musim ini.
Kemampuan ini tak didapatkan secara instan. Mario sempat menghabiskan waktunya berlatih di Mess Satya Wacana selama tiga bulan. Bukan Bersama pemain seumurannya, melainkan bersama pemain senior!
“Latihan intensifnya setiap pagi dan sore. Rasanya beda banget kalua latihan sama mereka (pemain senior,red), “ ujarnya.
Selain bersama pemain senior, Mario juga sering dibimbing oleh kakaknya, Andre Adriano. Andre sendiri merupakan salah satu pemain pilar dari Satya Wacana. Tim basket professional yang ada di Indonesia. Inilah yang membuat Mario memiliki mimpi untuk bisa seperti kakaknya. Bahkan melebihi kakaknya
"Nggak hanya menemani latihan lay-up serta shooting, Kak Andre juga selalu berpesan supaya aku lebih giat latihan kalo memang mau mengikuti jejaknya menjadi pemain profesional. " ujar pemain dengan tinggi 178 cm ini.
Di sepanjang Honda DBL Camp 2019 sendiri, Mario juga tak mau bermain ala kadarnya. Ia terus bermain ngotot dan menunjukkan performa terbaiknya di depan para pelatih. Pernah terpilih menjadi Honda DBL Indonesia All-Star 2018 pun bukan ia jadikan sebagai previlages. Namun sebagai penyemangat agar bisa lebih baik.
"Awalnya sempet nervous. Apalagi tahun ini aku nggak kepilih MVP. Ternyata Tuhan punya rencana lain. Aku bisa kepilih all-star dua kali. Dan bisa buktiin kalau aku bisa!," tutup Mario.
Jangan lupa baca mainmain.id biar nggak kudet ya!