Ayah Jadi Inspirator Dearren Alvado Bermain Basket

| Penulis : 

JOGJAKARTA-Tak berlebihan menyebut SMA Bopkri Satu Jogjakarta punya segalanya untuk menjadi juara Honda DBL DI Jogjakarta Series 2019 secara back to back. Materi squad Yusuf Haryono ini bisa dibilang cukup komplit. Salah satunya ada pada sosok Dearren Alvado Glendyap.

Dearren, begitu ia biasa disapa, memang cukup mencolok ketika berlaga di lapangan. Mudah bagi siapa saja untuk melihat postur cowok bertinggi 190 cm ini. Tak hanya dari postur yang menjulang, statistic permainan Dearren juga tak bisa dianggap sepele.

Dari enam pertandingan yang ia lakoni, Dearren mencatatkan 75 points, 50,7% field goals, 13 block, dan 5 steals. Wajar sosoknya cukup diantisipasi oleh setiap lawan yang menghadapi Bosa.

Ternyata kiprah Dearren yang cemerlang itu tak bisa dilepaskan dari pengaruh keluarga yang signifikan. Seperti ada tertulis “buah tak jatuh jauh dari pohonnya”, Dearren ter-influence oleh sosok ayahnya. “Beliau dulu adalah pemain basket untuk tim Bina Taruna, Purwokerto,” kata Dearren ketika dihubungi DBL.id, Jumat (1/11).

Dearren kecil masih sempat beberapa kali menonton ayahnya bermain basket. Klub yang dibela ayah Dearren sendiri pernah berlaga di liga Kobatama. “Kenal basket sudah sejak TK. Sosok papa cukup berpengaruh. Beliau suka kasih aku masukan setiap latihan dan game,” aku Dearren.

Pengaruh ayahnya itulah yang membuat Dearren menekuni basket. Tak hanya di sekolah, Dearren juga bergabung dengan klub, Mataram Basketball. Dari situ kemampuannya semakin terasah lantaran treatment yang diberikan klubnya adalah latihan dengan metode individu. Praktis intensitas latihan lebih ketat.

Selain berlatih, kemampuan Dearren juga dibentuk melalui kompetisi demi kompetisi dari berbagai level di berbagai kota. Di tingkat pelajar Dearren berhasil membawa almamaternya SMP Pangudi Luhur 1 Jogjakarta menjuarai JRBL tahun 2016.

Lanjut di tingkat SMA, ia kembali cemerlang dan membawa Bosa juara DBL di tahun 2018 lalu. “Kalau daerah permah mewakili provinsi DIY di ajang Popwil dan dapat medali emas,” katanya.

Dari berbagai kompetisi, tahun 2018 lalu bisa dibilang menjadi titik terbaik bagi Dearren. “Awalnya ada isu jadwal antara DBL dan Popnas berbarengan. Aku sempat khawatir gak bisa ikutan. Tapi akhirnya aku bisa ikut di dua kompetisi itu dan juara satu semua!,” serunya.

Meski kiprahnya di basket cemerlang, namun hal itu bukannya dilakoni Dearren tanpa rasa bosan. Dearren mengaku sempat sama sekali berhenti di beberapa fase. “Waktu SD aku sempat merasa bosan karena jarang main. Tapi akhirnya itu malah jadi semangat tersendiri,” kenangnya.

Tak hanya ketika SD, niat Dearren untuk mengambil jeda dari basket juga pernah terwujud ketika SMP. Waktu itu Dearren merasa kurang cocok dengan pelatihnya. “Tapi akhirnya diminta untuk gabung lagi. Salah satunya adalah Yudha, karena kita dulu satu SMP dan kami cukup dekat karena aku sering main ke rumahnya,” kata Dearren. Yudha yang dimaksud adalah Edward Wirayudha, forward SMA Kolese De Britto yang merupakan rival Bosa dan Dearren di lapangan.

Meski kiprahnya bisa dibilang cukup menjanjikan, Dearren mengaku belum mengetahui apakah dirinya akan lebih menseriusi olahraga yang satu ini. Dearren bilang pendidikan tetap menjadi prioritas untuk masa depannya. Selain itu juga baginya ada hal lain yang sama-sama terlalu asik untuk dilepaskan. Hal itu adalah matematika. “Aku dari kecil suka banget pelajaran matematika. Aku pernah les sempoa dan sakamoto. Beberapa kali juga pernah menang lomba. Gak tau juga kenapa jadi seneng matematika. Aku selalu suka bagaimana cara kerja matematika,” ujarnya.

Itulah mengapa ia memendam keinginan untuk ambil jurusan teknik sipil ketika berkuliah nanti. “Kalau bisa aku pengen terlibat pembangunan ibu kota Indonesia yang baru di Kalimantan. Selain itu juga penguin bangun kota-kota kecil yang lainnya,” kata Dearren.

Disamping impiannya itu, sulit bagi Dearren untuk mengesampingkan basket. Selain pengalaman dan kemampuan, basket ia sebut mengajarkan banyak hal yang membentuk karakternya. “Pentingnya kerja sama, disiplin, kerja keras, gigih, dan pede. Itu segelintir yang aku dapat dari basket,” tutupnya.

Baca juga keseruan lain di Mainmain.id di sini

 

Populer

Big Match Playoffs DBL Malang: Smarihasta Kembali Bersua Bhawikarsu!
Perjalanan Basket Mayviana dan Harapan Penghujung Musim Bersama Skuad Gloria 1
Jadwal dan Link Live Streaming DBL Malang Hari Ini 20 September 2024
Hasil DBL Surabaya: Putri Gloria 1 ke Playoffs, Smamda Comeback Mengerikan!
Bukan Basket, Ini Cinta Pertama Audrey Suyanto di Dunia Olahraga