Palembang-Nyanyian dari tribun anak-anak SMKN 2 Palembang (Skandupa) tak juga turut surut, seperti waktu yang menghitung mundur menghitung kekalahan tim mereka. Tim basket mereka, tersungkur di babak sweet sixteen,malam itu. Tapi, gaung chant mereka yang berisi ucapan terima kasih kepada kawan-kawan yang telah berjuang, terus menggema hingga akhir laga.
Kesetiaan mereka rupanya tak berakhir sia-sia. Meskipun tim mereka kalah, Skandupa berhasil meraih prestasi lain. Mereka, didapuk sebagai 1stPlace Best SupporterHonda DBL South Sumatera Series 2019. Semangat, perjuangan, dan militansi itu terbayar lunas. Sekaligus, penghargaan ini adalah sebagai bentun apresiasi dari tim Honda DBL, kepada Skandupa karena telah memberikan dukungan secara damai dan suportif.
Setiap kali timnya berlaga, Skandupa selalu berbondong-bondong memenuhi tribun Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Palembang. Bahkan, berdasarkan wawancara dengan Revi Apriadi, koordinator suporter Skandupa, mereka menurunkan 1.500 siswa untuk menyatakan dukungan pada sekolah tercintanya. Bagi Revi, kemenangan ini sekaligus ajang pembuktian. Bahwa, anak SMK itu tak selalu rusuh. Tapi mereka juga memiliki kreativitas yang membuncah. Ia, ingin menghapus stigma negatif itu
Tak hanya siswa-siswi saja yang tergerak untuk mendukung SMKN 2 Palembang. Bahkan, diantara barisan suporter, para guru, hingga satpam juga turut melebur dan bersatu dalam satu suara. Kekompakan itulah yang tak selalu dimiliki oleh sekolah lain.
Ada sebuah ritual yang tak pernah absen setiap kali mereka ‘nribun’. Pasukan Skandupa, selalu melakukan long march dari sekolah hingga PSCC. Di sela-sela perjalanan itu, antar suporter jadi memiliki kedekatan satu sama lain.
“Saat kita jalan bareng dan jadinya nutup setengah jalan dari sekolah ke PSCC itu rasanya seru banget. Kebersamaannya terasa banget, hal-hal lucu di jalan juga banyak,” kenangnya.
Selain memiliki ikatan solidaritas yang kuat di dalam kelompok, suporter SMA Skandupa juga dikenal ramah terhadap suporter lain. Bahkan, mereka menginisiasi pergerakan untuk merobohkan batas-batas antar suporter, agar bisa menjadi satu. Salah satunya di laga mereka melawan SMA 2 Methodist Palembang (Medupa). Skuad Skandupa, berbagi bendera dengan suporter (Medupa). Alhasil, jarak diantarnya pun memudar, dan kedua kelompok ini melebur di tribun.
“Itu sengaja kita lakukan sebagai bentuk penghormatan dari kami meskipun kita beda sekolah, ras, suku, agama, tapi kita tetap saling menghormati,” kata Revi.
Atas prestasi ini, Skandupa berjanji bahwa tahun depan mereka akan terus menebarkan hal-hal kebaikan, dan mengasah kreativitas. "Ini adalah pencapaian yang besar bagi saya, bisa mengkoordinir teman-teman di lapangan sampai membuat kami mendapatkan predikat best supporter. Sungguh luar biasa,"tutup Revi.