JOGJAKARTA-Seseorang bisa saja memiliki sebuah kemampuan karena berbakat. Namun tanpa dukungan lingkungan sekitarnya, bisa jadi bakat itu tak akan berkembang. Setidaknya hal itulah yang diamini oleh guard SMAN 2 Jogjakarta Audrey Gunajaya.
Permainan Audrey memang bikin berdecak kagum di musim keduanya ini. Dalam 14 kali permainan, pemain bernomor punggung 14 itu secara menakjubkan sudah mencetak 91 points. Di pertandingan terakhir, torehannya bisa dibilang cemerlang. Ia menyumbang 46 points bagi Smada ketika menjegal langkah SMAN 3 Jogjakarta di babak Fantastic Four.
Bagi Audrey kegemilangannya dalam bermain basket tak bisa dilepaskan dari dukungan banyak pihak. Sekolah, rekan setim, pelatih dan tentu orang tua adalah pihak-pihak yang tak bisa lepas dari ungkapan terima kasihnya.
Mengembangkan basket sejak duduk di kelas 4 SD, berkat dukungan itu selalu menaungi Audrey. “Pertama aku mengenal dan menseriusi basket pun juga karena keluarga,” katanya.
Audrey berkisah, kakaknya menjadi inspirasi utama mengapa ia menekuni basket. “Dulu sering ikut orang tua untuk anter dan jemput kakak latihan basket. Dari situ suka lihat bagaimana dia latihan dan akhirnya tertarik untuk ikut juga,” kata Audrey.
Keinginan Audrey itu didukung oleh keluarganya, tak terkecuali kedua orangtuanya. Tak hanya di sekolah, kedua orang tua Audrey juga mengizinkan keinginan cewek Sagitarius ini untuk bergabung ke klub basket di luar sekolah, Mataram Basketball. “Sampai sekarang dukungan itu terus mengalir. Masih mau antar dan jemput aku setiap latihan. Terus kalau tanding pasti sempatin nonton,” katanya.
Untuk itu Audrey juga sangat berterimakasih kepada rekan setim juga pelatih yang pernah membantunya menempa bakat basketnya itu. Baik tim di sekolah maupun di klub, sama-sama punya signifikansi tak terpermanai bagi Audrey. “Latihan di sekolah maupun di klub gak ada bedanya. Semuanya sama-sama oke dan sampe sekarang aku buktiin kalo itu worth it,” katanya.
Elemen sekolah juga cukup berjasa dalam mengembangkan Audrey sebagai atlet basket. Audrey beruntung tumbuh di lingkungan pendidikan yang sangat mendukung bakat anak didiknya di luar bidang akademis. Ia mencontohkan, ketika duduk di bangku SMP yaitu Stella Duce 1 pihak sekolah tak tanggung-tanggung menggembleng mereka yang tergabung dalam tim basket. Terbukti berkat dukungan penuh sekolah, Audrey dan kawan-kawan mampu menjuarai kompetisi Junior DBL DI Jogjakarta Series selama dua tahun berturut-turut di tahun 2016 dan 2017.
Hal itu berlanjut ketika ia duduk di bangku SMA. Ia mengaku sangat terimpresi dengan dukungan yang ditunjukkan oleh pihak SMAN 2 Jogjakarta. “Pihak sekolah sampai bikin panitia yang isinya orang tua anggota tim,” ungkap Audrey. Dukungan lain misalnya ketika ia dan tim akan berlaga di babak Fantastic Four. “Sekolah mengizinkan teman-teman untuk pulang lebih cepat supaya bisa datang ke GOR,” kisah Audrey takjub
Kiprah Audrey di sekolah membawanya pula untuk mencicipi berbagai kompetisi di tingkat daerah. Dua kali Pekan Olahraga Daerah, satu kali Pekan Olahraga Pelajar Wilayah dan satu kali Kejuaraan Nasional sudah ia lakoni.
Atas dukungan banyak pihak itu, Audrey bisa secara maksimal menggeluti basket. Dari situ pulalah ia bersyukur lantaran basket mengajarkan banyak hal. Mulai dari menghargai orang lain, bersikap rendah hati, menyiapkan mental baja hingga kedisiplinan.
Dengan segala hal yang sudah didapat dan diraih dalam basket, Audrey mengaku tak banyak yang bisa ia minta lagi selain bersyukur. “Dukungan itu akhirnya membuat aku melakoni basket dengan senang. Melakukan sesuatu dengan senang membuat kita maksimal bukan?” ujarnya.
Hal itu disebut Audrey menjadi kunci baginya untuk bisa konsisten, baik untuk urusan basket maupun belajar. “Karena aku juga sadar kalau tugas utamaku tetep masih harus belajar,” tutup cewek kelahiran Jogjakarta, 14 Desember 17 tahun silam itu.
Sembari menunggu berita lainnya dari DBL.id, yuk cek update informasi terbaru di mainmain.id
