JOGJAKARTA - Rigita Fitria Ardiani, salah satu crew Honda DBL D.I. Jogjakarta Series ini tak menyangka menjadi buah bibir. Cewek yang akrab di panggil Kak Gita ini menjadi perbincangan setelah videonya viral di akun DBL Indonesia. Tak tanggung-tanggung video dari cewek yang berasal dari Cianjur ini ditonton lebih dari 61 ribu followers @dblindonesiaofficial.

Di sela-sela tugasnya mendampingi tim basket yang akan berlaga, DBL.id sempat PDKT dengan cewek berusia 20 tahun ini. Ternyata Gita juga abas loh. Dia menekuni basket sejak SMP. Menurut Gita, menjadi pemain basket itu keren. “Selain itu aku juga ingin coba sesuatu yang baru. Jadilah aku ikut basket,” ujar cewek yang juga pernah mendalami olahraga voli tersebut.

Keputusan Gita untuk pindah haluan itu bukan hanya ikut-ikutan semata. Ia secara serius berlatih basket lewat ekstrakurikuler yang ada di sekolahnya, SMPN 2 Cianjur. Sejak saat itulah kemampuannya tak hanya ditempa lewat latihan demi latihan, tapi juga lewat kompetisi demi kompetisi.

Puncaknya adalah ketika Gita mendapat kesempatan untuk mewakili daerahnya di Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil) dan juga Kejuaraan Daerah (Kejurda).

List keuntungan jadi player Honda DBL 1. Banggain nama sekolah 2. Didukung suporter kesayangan 3. Diliat doi dari tribun *kalo punya wkwk 4. Ketemu kru DBL yang "lucu" kayak di atas 😍 Kalo kamu suka poin yang mana? @dbljogja #waktunyabuktikan #iamdbl #hondadbl2019

A post shared by DBL Indonesia (@dblindonesiaofficial) on

Hubungan spesialnya dengan basket berlanjut ketika ia duduk di bangku SMA. Di sinilah, kiprahnya sebagai pemain basket pelajar semakin moncer. Salah satunya ketika ia mampu membawa tim sekolahnya, SMAN 1 Cianjur dua kali lolos kualifikasi regional dan melaju ke DBL West Java Championship.

Catatan itu semakin bersinar ketika ia sempat membawa almamaternya menjadi runner-up Honda DBL West Java Championship. Sedangkan untuk kiprahnya di luar sekolah, ia sempat kembali didapuk mewakili daerahnya maju kompetisi Pekan Olahraga Daerah (Porda).

Gita mengaku belajar banyak hal dari basket. Dari kompetisi ke kompetisi, linkgkup pertemanan Gita semakin meluas. “Dari situ aku berlatih untuk adaptif ketika berada di sebuah lingkungan yang baru,” ujarnya.

Selain itu, sebagai kapten tim, baik ketika SMP maupun SMA, ia juga harus terbiasa untuk bekerja lebih keras dari teman-temannya yang lain. “Aku harus tahu caranya gimana menyatukan visi tim dan memberi contoh, termasuk bekerja lebih keras karena aku leadernya,” ungkap Gita.

Pengalamannya berlaga di DBL itulah yang membuat Gita akhirnya penasaran gimana rasanya menjadi panitia dari kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia itu. Ketika jalan hidup membawanya berkuliah di Jurusan Management, Universitas Pembangunan Nasional-Veteran Jogjakarta, ia sudah bertekad akan mendaftar sebagai volunteer DBL DI Jogjakarta Series.

Keinginan Gita itu akhirnya terwujud di tahun keduanya tinggal di Jogja. Ia mengaku merasa senang lantaran apa yang ia ekspektasikan ternyata sesuai dengan harapnya.

“Selain itu nambah pengalaman juga. Buat aku jadi tertantang untuk belajar ngurus diri juga meksipun ya capek dan jadi harus bagi waktu lebih ketat,” katanya sambil tertawa.

Meski begitu Gita mengaku tak kapok. Ia mengaku bila ada kesempatan, akan kembali menjadi volunteer di penyelenggaraan Honda DBL DI Jogjkaarta Series tahun depan. “Insya Allah kita lihat aja nanti,” ujarnya menutup percakapan dengan senyum manis.(*)

Sembari menunggu berita lainnya dari DBL.id, yuk cek update informasi terbaru di mainmain.id

 

Populer

Unggul Setengah Bola, SMAN 1 Tuban Amankan Kemenangan Kedua
Nicko Andrean, Pelatih yang Pentingkan Edukasi Bagi Anak Asuhnya
BeAT The Record: Nathanael Alexander, Irit Bicara Tapi Banyak Poin!
UBS Gold Dance Competition 2019 Usung Tema Disney Princess
Kunci Pointmaker Lawan, SMP Cita Hati East Surabaya Raih Kemenangan Kedua