BANDUNG - Tim putri SMA BPK Penabur Cirebon berhasil melangkah mulus Honda DBL West Java Series 2019. Keberhasilan merengkuh gelar champion ditujukan untuk membayar kesalahan mereka di musim lalu yang hanya jadi runner up. Di balik keberhasilan BPK Penabur tersebut ada satu sosok yang punya peran penting.

Dia adalah Tasya Melycia. Pemain berposisi guard itu termasuk yang mampu tampil brilian di sepanjang kompetisi. Meskipun bukan jadi top scorer timnya, namun dia tetap punya peran krusial dalam transisi. Hal itu dibuktikan dengan torehan 35 points, 26 rebounds, 7 asissts, dan 11 steals dalam empat laga.

Bakat Tasya dalam mengolah bola basket ternyata muncul sedari kecil. Saat SD, Tasya sempat terpilih mewakili Kota Bandung untuk kejuaraan Popkota. Sejak saat itu Tasya serius menekuni olahraga basket.

Namun saat memasuki masa SMP, Tasya punya satu permasalahan. Berat badannya meningkat sehingga membuatnya kesulitan dalam berlatih basket. Bahkan berat badannya pernah mencapai angka 66 kg. 

"Waktu SMP saya sempat bingung karena gendut banget saat itu. Sempat stress sih. Tapi pelatihku saat itu langsung memotivasi dan menambah porsi latihan. Jadi aku ditarget untuk menurunkan berat badanku," cetus Tasya.

Sang pelatih yang tak ingin melihat Tasya kegendutan, coba memberikan beberapa materi khusus. Selama lebih dari satu bulan, materi fisik jadi makanan sehari-hari bagi Tasya. Usahanya membuahkan hasil. Bobot Tasya susut 6 kg.

Tahun demi tahun berlalu, Tasya makin menunjukkan performa terbaiknya. Pada 2018 lalu, ia mulai mendapat beberapa prestasi. Di antaranya adalah berhasil menjadi juara satu pada Popwilnas mewakili Jawa barat. Lalu menjadi bagian dari tim basket yang meraih juara dua Kejurnas di Medan. Dan, tentu meraih champion di Honda DBL West Java Series 2019 bersama sekolahnya.

Musim ini Tasya juga berhasil kembali terpilih jadi second team Honda DBL West Java Series 2019. Pada musim 2018, Tasya juga terpilih jadi second team. Pada kesempatan keduanya ini Tasya tak mau menyiakan peluangnya.

Sebagai catatan, Tasya tahun lalu belum mampu menembus 50 besar selected player Honda DBL Camp. Dan tahun ini dia berjanji akan tampil lebih keras lagi.

"Tiap tahun pasti saingannya lebih berat. Oleh karena itu aku harus benar-benar tampil prima di Honda DBL Camp nanti. Namun hanya Tuhan yang tahu hasilnya. Yang terpenting aku akan terus berusaha lebih keras dari tahun lalu," tambah siswi kelas XII itu.

Demi mewujudkan keinginannya untuk lolos All-Star, Tasya coba menyempurnakan skil maupun tekniknya. Terutama dalam hal fundamental. Tasya mengaku jika hampir tiap hari dia berlatih untuk membenahi ball handling dan juga beberapa hal lainnya. Ia sadar bahwa apa yang dia punya saat ini masih belum mencapai kata memuaskan.

Di balik itu semua, Tasya punya satu mimpi besar dalam bidang akademik. Dia tetap memprioritaskan pendidikan untuk masa depannya. Menginjak kelas XII, Tasya ingin membuktikan bahwa dia tak hanya berprestasi pada bidang non akademik saja. 

"Keinginan terbesarku adalah masuk ke kampus idaman dengan meraih beasiswa. Karena menurutku dengan meraih itu semua kerja keras orang tuaku bisa terbayarkan. Dan Tasya juga ingin membuktikan jika bisa meraih prestasi dalam bidang akademik," tutupnyi.(*)

Profil dan statistik penampilan Tasya di Honda DBL 2019 klik di sini. 

Sembari menunggu update hasil pertandingan DBL dari sejumlah kota hari ini, yuk baca-baca berita seru di mainmain.id

 

 

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Ayo, Kasih Kejutan Spesial untuk Seseorang di Indonesia Arena! Begini Caranya...
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Student Athlete Asal Bali Siap Nribun di Indonesia Arena!