JOGJAKARTA-Dalam kurun dua tahun terakhir, tim basket putra SMA Budi Mulia Dua alias BMD mampu mencatatkan sesuatu yang gemilang. Meski belum bisa merengkuh juara, sejak Honda DBL DI Jogjakarta 2017 BMD selalu mampu menembus final. Selain kepada pemain, pujian setinggi-tingginya patut dialamatkan kepada pelatih BMD, Dewanta Aji Putra.

Pria yang kerap disapa Coach Aji ini memiliki catatan spesial. Kiprahnya menangani peserta DBL sejatinya sudah ia rintis sejak tahun 2011. “Saat itu saya dipercaya melatih tim SMAN 1 Jogjakarta,” kata Aji.

Setahun berselang, pria asal Jogja ini mulai mencari tantangan baru. Saat itu BMD sedang mencari asisten pelatih. Tak mau membuang kesempatan, Aji mendaftar untuk bisa mengisi posisi tersebut. Setelahnya, semua menjadi sejarah baik bagi Aji maupun BMD. Dua tahun berselang, tepatnya di tahun 2014, tampuk kendali anak-anak BMD berada di tangannya.

Taji Aji sebagai pelatih kepala BMD bisa dibilang tak main-main. Ibarat kedipan mata, dengan cepat Aji menggodok BMD menjadi salah satu kekuatan baru di kancah basket pelajar Jogjakarta. Hal itu ia buktikan dengan membawa BMD mencicipi tiga kali final party dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yakni di tahun 2014, 2017, dan 2018.

Final di tahun 2014 boleh jadi merupakan salah satu titik penting dalam karirnya sebagai pelatih basket. Bagaimana tidak, hal itu terjadi di tahun pertamanya menjadi kepala pelatih BMD. Tapi sayang, trofi bergengsi DBL belum singgah di kabinet sekolah yang beralamat di Maguwoharjo, Sleman itu.

 

Cemerlangnya Coach Aji dalam memoles anak asuhnya tak bisa dilepaskan dari pengalamannya di dunia basket. Aji sendiri memang sudah sejak SMA menekuni dunia basket. “Tapi kehitung telat karena baru mulai ikut di kelas 3,” ujar Aji. Meski begitu fase itu tetaplah penting bagi kelangsungan karirnya.

Setelah lulus SMA, keseriusan Aji menekuni basket itu ia tunjukkan dengan berkuliah di jurusan Kepelatihan Basket, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Di samping berkuliah, Aji juga tetap aktif sebagai pemain basket. Ia sempat mengikuti salah satu klub basket profesional dari Jogjakarta, Yuso.

Dari situlah ia melihat kesempatan emas untuk menempa diri lebih jauh lagi. Kini, selain melatih BMD, Aji sendiri juga menjadi tim pelatih dari klub profesional asal Jogjakarta, Bima Perkasa Jogja (BPJ).

Kejeniusan Aji dalam memawangi anak-anak BMD mendapat apresiasi tersendiri. Di tahun 2016, ia menjadi tim pelatih DBL Indonesia All-Star dan berkesempatan untuk menimba ilmu selama beberapa waktu di Amerika Serikat.

Torehan Aji sebagai pelatih tim sekolah bisa dibilang cukup gemilang. Namun ia mengaku belum puas dengan apa yang sudah ia lakukan. Selain karena belum membawa BMD juara ada hal lain yang juga tak kalah penting.

“Karena pelatih yang baik adalah pelatih yang tak henti belajar,” kata Aji. Belajar itu, menurut Aji, bentuknya bisa bermacam-macam. Mulai dari membaca buku, mengakses informasi di internet, hingga sharing dengan kawan-kawannya.

Selain itu Aji juga harus memastikan bahwa anak asuhnya sungguh-sungguh dalam melakoni peran sebagai pemain basket di level pelajar. Aji bilang pemain basket yang baik tidak hanya diukur dari kemampuannya dalam bermain.

“Pemain yang bagus harus juga memiliki etos kerja yang baik, tingkat disiplin yang tinggi dan keberanian. Di luar basket, karakter-karakter itu juga sangat dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai manusia kan,” tandasnya

 

Aji mengaku bahwa melatih tim pelajar memiliki tantangannya sendiri. Ia menyebut harus bisa menjaga porsi antara sebagai teman di luar lapangan dan pelatih di dalam lapangan. Tujuannya agar kondisi di dalam tim cair sehingga komunikasi dan pemahaman tetap berjalan dibarengi rasa saling menghargai dan hormat.

Menurut Aji, pendekatan macam itu tak kalah penting bila dibanding dengan pendekatan dalam aspek permainan. “Di luar lapangan bolehlah interaksi kita sebagaimana teman pada umumnya. Tapi di dalam lapangan, anak-anak harus kembali sadar akan apa tugas mereka dan apa tugas saya,” kata Aji ketika ditemui DBL.id, Kamis (25/10).

Sedangkan secara permainan, Aji menyebut permainan tim yang ia asuh harus mampu menunjukkan progress dari pertandingan satu ke pertandingan lain. Hal itu menunjukkan bahwa anak asuhnya mengalami proses pembelajaran.

Bagi Aji, sebagai sebuah tim, BMD merupakan tim yang spesial. “Mereka adalah tipikal anak-anak yang mudah memahami dan mengikuti apa yang coba tim pelatih aplikasikan,” ujar Aji. Meskipun disatu sisi, hal itu juga memiliki sisi negatifnya. “Mereka harus digembleng dalam hal inisiatif dan pengambilan keputusan,” kata Aji.

Pada gelaran Honda DBL DI Jogjakarta Series 2019 ini, Aji berhasil membawa timnya menuju babak playoffs. Aji mengaku akan menggembleng mental anak asuhnya. “Karena skill bisa terpengaruh mental. Maka dari itu penting membuat mental anak-anak lebih siap di babak gugur ini,” bebernya. Dengan hal itu, ia berharap bisa membawa anak asuhnya merengkuh gelar juara.

Sambil nunggu berita-berita hasil pertandingan hari ini, yuk baca berita-berita ringan tapi seru di mainmain.id

 

 

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs
Awaluddin Hatta Ingin Kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM Makassar
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya