JOGJAKARTA-Selain menyajikan laga ketat, pertandingan antara SMAN 3 Jogjakarta dan SMAN 1 Ngaglik juga menyajikan perang kreatifitas antar supporter. Salah satunya datang dari anak-anak Kalpawidya, julukan SMAN 1 Ngaglik. Ketika tim berlaga, pendukung kalpawidya menyajikan koreo tiga dimensi yang mengundang tanya siapapun yang datang ke GOR UNY, Rabu (23/10) malam itu.
Pasalnya, mereka membentangkan gambar dua wajah laki-laki paruh baya dengan tulisan yang dalam bahasa Indonesia bermakna: “kepada merekalah kami percaya”.
Selidik punya selidik, ternyata dua wajah berukuran 5x3 meter tersebut adalah potret wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMAN 1 Ngaglik. Presentasi wujud keduanya merupakan tribute dan ucapan terimakasih anak-anak Kalpawidya. Hal itu diungkap oleh koordinator supporter Kalpawidya, Ahmad Guntur Saiful Mujab.
Mujab, panggilan akrabnya mengaku bahwa tim basket dan supporter Kalpawidya berutang banyak kepada dua sosok dalam koreo tersebut, Pak Suharyono dan Pak Tri. Hal ini dikarenakan, Mujab mengaku bahwa pihak sekolah hampir tak memberi izin mereka untuk berpartisipasi di gelaran Honda DBL DI Jogjakarta Series 2019.
“Keduanya adalah yang memberikan izin kami untuk unjuk gigi di DBL,” tandas Mujab.
Setelah Mujab dan ketua OSIS Kalpawidya melakukan lobi-lobi kepada guru hingga kepala sekolah, akhirnya mereka mendapat restu. “Tapi itu dengan syarat kami harus bisa menjaga ketertiban dan tak terlibat keonaran,” terang Mujab.
Syarat itu dijawab oleh anak-anak Kalpawidya. Untuk menunjukkan komitmen, mereka rela untuk berangkat dengan mobil. Menurutnya bila berangkat dengan mobil, maka koordinasi antar kawan-kawannya akan lebih mudah.
“Karena berangkat bareng pulang juga bareng. Jadi gak ada yang nyeleweng,” ujarnya. Mujab mengaku, butuh sekitar 15 lebih armada roda empat untuk mengakomodasi loyalitas rekan-rekannya di setiap laga.
Dirasa mampu menunjukkan tantangan, pihak sekolah lantas malah memberikan dukungan kepada tim basket, tim dance dan supporter. “Satu kali saat upacara kepala sekolah kami malah menyuruh kami untuk ramai-ramai ke GOR UNY untuk supporteran,” ungkap Mujab.
Terkait dengan koreo tiga dimensi yang mereka suguhkan di laga terakhir itu, Mujab mengaku tak butuh waktu lama untuk menyiapkannya. Malam sebelum Kalpawidya matchday, beberapa supporter berkumpul dan berdiskusi. “Setelah itu muncul ide untuk bikin tribute buat pihak sekolah. Langsung saja habis itu kami eksekusi,” kata Mujab.
Segala hal yang telah dilalui oleh anak-anak Kalpawidya itu tentu menjadi cerita indah bagi masa-putih abu-abu mereka. Bagaimana tidak, segala perjuangan itu membuat SMAN 1 Ngaglik akhirnya mencicipi atmosfer kompetisi basket antar pelajar terbesar se-Indonesia itu.
Meski belum lolos, namun Mujab mengaku DBL merupakan kompetisi yang sangat prestisius. “Bakat dan kreativitas kami sebagai remaja, baik olahraga, dance maupun suporteran di tribun sangat terakomodir,” kata Mujab.
Baca juga info-info terbaru dari mainmain.id yuk: