SURABAYA - Muhammad Iqbal jadi sosok yang menarik perhatian ribuan pasang mata yang menonton laga fantastic four Honda DBL East Java Series 2019 - South Region. Saat laga melawan SMAN 1 Pasuruan, Iqbal berhasil membawa timnya SMAN 8 Malang (Smarihasta) meraih kemenangan. Dengan torehan 14 poin dan tiga assist, Iqbal selalu merepotkan pertahanan sang lawan.
Ternyata ada satu hal menarik di balik penampilan Iqbal yang kece ini. Dulunya Muhammad Iqbal adalah seorang pemain sepak bola dan futsal. Iqbal sendiri suka bermain bola kaki ini sejak kecil. Bahkan ia juga punya impian untuk jadi pemain bola kenamaan. Namun semua berubah sejak ia menginjak bangku SMP.
SMPN 1 Malang yang jadi tempatnya belajar tak punya ekstrakulikuler futsal. Sempat bingung akan melanjutkan hobinya dalam bidang apa, akhirnya Iqbal memilih softball sebagai pengisi hari-harinya. Akan tetapi Iqbal tak lama mengikuti ekstrakulikuler softball ini. Tak sampai satu tahun, Iqbal sudah tak lagi melanjutkan permainan softball.
Iqbal masih tak punya keinginan untuk bermain bola basket. Hingga akhirnya ia naik kelas VIII. Waktu itu sang teman coba mengajaknya untuk bermain basket. Awalnya Iqbal masih merasa biasa saja. Saat latihan keduanya, sang pelatih basket sekolahnya saat itu langsung melihat Iqbal berlatih. Sejak saat itu, Iqbal mulai jatuh cinta dengan basket.
"Sejak awal saya tidak pernah punya niatan untuk ikut basket. Waktu diajak latihan oleh teman saya dan saat itu ada sang pelatih juga. Beliau mengatakan jika saya punya potensi di basket dan disuruh untuk terus berlatih. Perkataan beliau adalah hal yang mengubah jalan hidup saya," lanjut Iqbal.
Waktu berlalu, Iqbal mulai jadi kepercayaan bagi tim basket SMP-nya. Meskipun ia sendiri mengakui masih belum begitu paham banyak teknik dalam basket. Tapi ia coba terus belajar dari rekannya. Pada turnamen pertamanya, Iqbal masih belum bisa berbuat banyak.
Dengan tekad yang makin besar, Iqbal mencoba untuk gabung dengan salah satu club lokal di Malang. Hal itu ia lakukan guna menambah skill dan tekniknya di atas lapangan. Benar saja, menginjak kelas IX Iqbal terpiliih jadi kapten tim basket sekolahnya. Dan saat ia jadi kapten, beberapa kali gelar berhasil ia persembahkan bagi sekolahnya. Salah satunya adalah champion Junior DBL 2018 Malang Series.
Iqbal yang sudah punya pengalaman dan juga keinginan kuat, ternyata sempat minder ketika masuk SMA. "Waktu itu emang saya merasa paling tak punya skil yang tinggi jika dibanding pemain lain. Dan beberapa turnamen saat saya awal masuk itu juga jarang dimainkan. Sejak saat itu saya makin bertekad untuk buktikan kemampuan saya," tukas Iqbal.
Keraguan semua orang dan termasuk dirinya sendiri akhirnya terpecahkan pada Honda DBL East Java Series 2019 - South Region. Ia menjelma jadi pemain yang moncer.
Jika menilik catatan Iqbal selama tujuh pertandingan, pemain dengan tinggi 177 cm itu berhasil mengoleksi total 98 points, 47 rebounds, 15 assist, 9 blocks, dan 36 steals.
Di balik kesuksesannya membawa Smarihasta melangkah hingga fase big four. Iqbal hanyalah seorang pemain biasa. Ia sendiri mengatakan jika hanya ingin mendapat pelajaran berharga saat Honda DBL Camp 2019 nanti.
"Saya tak punya tujuan tinggi saat Camp nanti. Hanya ingin belajar dari pemain lain dan juga mentor yang profesional. Selebihnya saya hanya bisa berusaha untuk mencapai yang terbaik," pungkasnya.(*)
Tiap hari DBL.id akan menampilkan cerita first team dan second team DBL 2019. Kamu ada request? Boleh sampaikan lewat kolom komentar.