SURABAYA - Kesuksesan SMAN 16 Surabaya dalam menembus babak fantastic four tak terlepas dari peran Muhammad Adhim Ramadhan. Pemain dengan posisi forward itu jadi momok bagi pertahanan lawan. Lewat permainan ngeyel, ngotot, dan ngosek khas Surabaya, Adhim berhasil terpilih jadi anggota first team Honda DBL East Java Series 2019.
Dalam tujuh pertandingan yang ia lalui, Adhim berhasil mencetak total 82 points, 47 rebounds, 11 assists, 8 blocks dan 14 steals. Hal itu jadi bukti bahwa pemain dengan tinggi 178 cm itu tak hanya garang saat menyerang, namun ia juga kuat dalam bertahan.
Adhim pertama kali mengenal bola basket saat kelas 6 Sekolah Dasar. Namun ia mulai menekuni olahraga ini ketika kelas satu SMP. Semuanya berawal dari sang kakak yang juga pemain andalan di sekolahnya.
Sang kakak yang melihat keseriusan Adhim dalam bermain basket tak ingin membuang kesempatan. Sebisa mungkin ia melatih sang Adhim agar paham dengan basic permainan bola basket.
Semua hal yang diajarkan sang kakak terbayar saat Adhim menunjukkan permainan gemilangnya bersama Sixteen (julukan tim basket SMAN 16 Surabaya). Sebagai bukti gemilangnya Adhim, ia berhasil meraih rasio 45 persen dalam field goals, dan 41 persen soal efektifitas tembakan tiga angka.
Tak hanya sang kakak, ternyata kesuksesan Adhim juga lahir berkat tempaan keras dari dua pelatihnya semasa SMP dan SMA.
Sewaktu berada di bangku SMP, Adhim sempat merasa tidak cocok dengan pelatihnya saat itu. Dengan keberanian, ia coba untuk mencari pelatih yang pas untuk timnya.
Alvian adalah sosok yang dinilai Adhim cocok untuk menjadi arsitek dari SMPN 12 Surabaya saat itu. Berkat kepintaran coach Alvian, Rholas (julukan SMPN 12 Surabaya) berhasil melangkah ke babak utama Junior DBL.
Semenjak itu, Adhim merasa ingin berjuang dan berlatih bersama sang pelatih. Meskipun sempat diusir saat latihan karena ulah nakalnya, namun Adhim tetap semangat untuk meminta materi lebih dalam hal shooting dan handling.
"Dulu pernah dikeluarin sama pelatih dan tak diberi izin latihan karena saat itu aku dan teman-teman suka becanda. Tapi setelah minta maaf, aku langsung meminta materi latihan khusus darinya," ujar Adhim.
Perkenalannya dengan coach Alvian membuka jalan Adhim menuju SMAN 16 Surabaya. Saat Adhim melanjutkan hobi basketnya di Sixteen, hal itu mendapat perhatian serius dari sang pelatih, Sagita Marianto.
Coach Sagita jadi salah satu bagian dari kesuksesan Adhim. Pasalnya ialah yang mengajarkan kalau basket tak hanya soal skill. Tapi juga harus punya effort dan mental yang kuat agar bisa jadi pemain handal.
Oleh karena itu, Adhim punya satu impian besar. Ia sangat ingin bisa masuk Honda DBL All-Star 2019 agar bisa membayar semua dukungan maupun pembelajaran yang ia terima dari semua pihak.
"Ingin sekali aku bisa jadi satu yang mengisi slot All-Star. Dengan begitu saya rasa bisa membayar semua dukungan orang-orang terdekat. Meskipun tahun terakhir, tapi saya coba berjuang ekstra agar bisa mewujudkannya," tutup Adhim.(*)
Sambil nunggu berita hasil pertandingan hari ini, yuk baca mainmain.id dulu