SURABAYA - Bagoes Hadi Prasetyo, forward SMAN 2 Surabaya adalah ujung tombak andalan Smada yang sulit dibendung. Pemain berusia 16 tahun ini sukses mengumpulkan 146 poin, 69 total rebounds, 11 assists, dan 11 steals. Angka-angka itu ia dapat dari sembilan games yang ia lalui di musim ini.

Ada cerita menarik di balik prestasi Bagoes. Ternyata dia pernah sempat ditolak di tim basket saat ia SMP.

“Waktu kelas satu SMP, aku ditolak tim basket karena aku gendut, tapi setelahnya aku berusaha buat bisa nunjukin kalau aku nggak kalah. Akhirnya di kelas dua aku bisa kepilih dan bawa SMP-ku ke babak final Junior DBL musim 2017. Sayang waktu itu kalah satu poin hehe,” ujar alumnus SMPN 22 Surabaya tersebut.

Dari sinilah, Bagoes seolah menemukan jalan hidupnya. Berbekal skill yang ia asah saat SMP, ia pun melangkah dan bergabung dengan tim SMAN 2 Surabaya. Di bawah tangan dingin Dhimas Aniz, Bagoes diasah menjadi ujung tombak yang sangat berbahaya.

Tak tanggung-tanggung, di musim ini ia memiliki efektivitas field goal yang menyentuh angka 56 persen. Akurasi tembakan three points yang berada di angk 34 persen. Angka ini jauh di atas rata-rata para pemain di seri Surabaya. Itu yang membuat ia terpilih masuk first team Honda DBL East Java Series 2019.

Ia juga sukses kembali membawa Smada ke babak final. Ini merupakan torehan terbaik Smada dalam Honda DBL selama 15 tahun terakhir. Smada sendiri pernah menjadi juara di era 2004, tepatnya musim pertama Liga DBL. Setelahnya, torehan maksimal SMAN 2 Surabaya hanya sampai di babak semifinal.

Meski begitu, Bagoss mengaku pernah merasakan down saat bermain basket. Salah satunya adalah saat ia berlaga melawan SMA Gloria 1 Surabaya. Kala itu ia bermain tidak seproduktif biasanya.

“Waktu itu biasanya aku poin di atas sepuluh poin. Nah pas lawan Gloria 1 aku gak bisa cetak lebih dari lima poin. Terus, ada momen di under ten seconds aku dapat peluang easy lay up. Tapi gagal. Rasanya kaya gagal gitu. Tapi aku dimotivasi pelatih dan akhirnya bisa kembali bangkit,” ujar Bagoes

Ketika ditanya siapa yang paling memotivasinya dalam bermain basket, Bagoes menjawab coach Dhimas. Menurutnya, tak hanya pandai mengasah dan memotivasi, Dhimas juga memiliki gaya permainan yang khas. Inilah yang membuat ia termotivasi.

“Aku suka banget liat two point jumper coach Dhimas. Dan sekarang itu udah jadi salah satu senjata andalanku saat bermain, heheh,” tambah Bagoes.

Untuk menghadapi camp nanti, Bagoes menambah porsi latihannya. Dengan begitu ia berharap masih bisa menjaga kondisinya Honda DBL Camp 2019 berlangsung.

“Terus nggak lupa juga dengan doa dan solat sunnah. Saya punya motivasi yang selalu saya pegang dalam hidup saya, yaitu apa yang semua saya lakuin hanya untuk Tuhan, hidup saya untuk-Nya,” pungkasnya.

Yuk baca juga berita-berita menarik dari mainmain.id

 

 

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024