JOGJAKARTA - “Sekolah ndeso yo ben. Sekolah ndeso yo ben”. Kalimat itu selalu bergaung di GOR UNY, ketika SMAN 2 Ngaglik bertanding dalam kompetisi Honda DBL DI Jogjakarta Series 2019.

Dalam bahasa Indonesia, kalimat itu bermakna "Walaupun sekolah di desa tetapi tak apa". Kalimat itu relevan bagi SMAN 2 Ngaglik yang memang memiliki jarak jauh dari pusat keramaian Kota Yogyakarta. Jarak dari sekolah mereka menuju GOR UNY sendiri sejauh 14 kilometer. Butuh waktu lebih dari 30 menit untuk menempuh jarak tersebut.

Kalimat itu bukan sekadar yel. Namun juga memiliki arti lebih bagi pendukung Padmawidya, julukan suporter SMAN 2 Ngaglik. "Walau kami sekolah di desa, tapi kami tak beda jauh dengan mereka yang sekolah di kota," ungkap Syafara Ananda Ramadhan.

Baginya, alih-alih terdengar ndeso, kalimat itu justru menunjukkan kebanggaan. "Itu salah satu yel-yel yang mengakar dan menjadi trademark sekolah kami. Setiap ada pertandingan olahraga apapun pasti itu yang ditekankan”, ujar Rama.

Siswa yang duduk di kelaa XII tersebut juga menilai bahwa kalimat tersebut sangat pas untuk memotivasi tim basket ketika mereka berlaga.

“Tidak akan pernah diganti. Karena kita percaya kata tersebut memberikan berkah. Sehingga ya itu tetap tertanam sebagai semboyan kita dan harus dinyanyikan ketika mendukung”, tegasnya.

Kamu hobi ngegame juga? Update informasi-informasi seputar games, e-sports, dan berita-berita anak muda lainnya di mainmain.id

 

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs