JOGJAKARTA-Sebuah nama, sebuah kisah. Kira-kira ungkapan itulah yang bisa menggambarkan mengapa SMAN 2 Bantul memiliki julukan Exsco. Lazimnya julukan sekolah-sekolah yang berlaga di Honda DBL DI Jogjakarta Series diambil dari nama daerah atau singkatan nama sekolah terkait. Namun Exsco adalah julukan yang memiliki ceritanya sendiri.
DBL.id memiliki kesempatan untuk menggali cerita itu. Berbincang langsung dengan koordinator supporter Exsco, Fahrizal Septhio, Exsco adalah singkatan dari Ex-Sugar Company. Dalam bahasa Indonesia, nama tersebut berarti “eks pabrik gula”.
Fahrizal berkisah, tempat yang sekarang menjadi sekolahnya itu dahulu merupakan pabrik gula. Asal tahu saja, sejak zaman kolonial, pemerintah Hindia Belanda memang banyak membangun pabrik gula di daerah Bantul, Yogyakarta.
Pabrik gula itu tutup dan gedungnya beralih fungsi menjadi sekolah sejak tahun 1975. “Dahulu namanya SMPP 44,” kata Fahrizal. Sayang dirinya tak mengetahui pasti sejak kapan SMPP 44 menjadi SMAN 2 Bantul.
Namun yang jelas hingga tahun 2006, gedung sekolah itu masih merupakan gedung yang sama dengan pabrik gula. Sampai akhirnya gempa 5,9 SR di tahun itu meluluhlantakkan bangunan. “Sampai sekarang yang masih benar-benar asli hanya tersisa ruang guru saja,” ujar Fahrizal.
Pada kesempatan itu tim yang mereka dukung berhasil menang melawan SMAN 2 Ngaglik dengan skor 25-16. Kemenangan itu tak lepas dari totalitas dukungan yang diberikan oleh supporter Exsco. Pada hari itu, ratusan siswa salah satu sekolah yang mewakili Bantul itu menyanyikan yel dengan lantang.
Salah satu yel yang mereka nyanyikan benar-benar menjadi trademark. Lagu Koes Plus berjudul “Di Radio” digubah liriknya menjadi “Hari Ini”. Hal ini tentu menarik bagaimana referensi lagu supporter Exsco cukup luas menjangkau lagu yang hits di era 1970-an. Padahal rata-rata anak Exsco merupakan milenial yang lahir di awal era 2000-an. “Kami pikir yel kami cukup variatif. Tidak ada sekolah lain yang pakai lagu itu untuk jadi yel, padahal bagus dan catchy,” ujar Fahrizal.