ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Bu Trianti mendampingi anaknya untuk masuk ke lapangan pada partai final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Jakarta

Bagaimana perasaan seorang Ibu yang menyaksikan anaknya melantun di venue termegah yang ada di Indonesia? Disaksikan lebih dari sepuluh ribu orang. Salah satu orang tua yang berbagi cerita tersebut adalah Mama Trianti, Ibu dari Raina Aisha, salah satu ruki SMAN 70 Jakarta.

Berlaga di Indonesia Arena merupakan pengalaman perdana Raina Aisha. Plus menjadi kenangan manis bagi Bu Cia (sapaan karib Mama Trianti).

“Bersyukur dan bangga karena Raina bisa menjadi 1 dari 48 anak yang punya kesempatan langka untuk bisa main basket di sana (Indonesia Arena),” ujarnya.

Bu Cia sendiri punya kesan yang manis selama nribun di Indonesia Arena. Terlepas dari ketatnya pertandingan final sektor putri yang penuh dengan drama. Menurutnya anak-anak SMA yang bisa berlaga di Indonesia Arena adalah sebuah apresiasi.

Baca juga: Sinar Juara Bukit Sion Muncul dari Tangan Ryansean Bastian

“Keren banget itu (Final DBL Jakarta). Penghargaan buat pemain-pemain yang sudah mencurahkan waktu dan tenaganya untuk latihan. Saya tahu pemain-pemain yang bermain di final kmearin itu sudah latihan minimal dari usia sembilan sampai sepuluh tahun,” ungkapnya.

Secara tidak langsung menurut Bu Cia, DBL Indonesia bukan hanya menjadi wadah anak-anak SMA di basket saja. Melainkan juga menjadi tempat bagi mereka untuk berlomba-lomba mewujudkan mimpi. Mimpi paling terdekat adalah bermain di Indonesia Arena.

Untuk bisa mewujudkan mimpi tersebut jalannya tidak mudah. Student athlete harus merelakan beberapa waktunya untuk menjaga neraca antara basket dan akademik tetap seimbang. Bu Cia sendiri paham perihal hal tersebut.

Baca juga: Cerita di Balik Final DBL Jakarta: Bulungan dan Gelar Juara Terbanyak!

“Raina sendiri lumayan struggle dengan pelajaran di sekolah. Dia ada latihan yang ambil waktu sekolah. Otomatis kan harus catch up materi pelajaran atau ulangan. Harus kejar guru-guru untuk minta susulan,” terangnya.

Nah, tantangan juga hinggap di sekolah. Sekolah juga mengupayakan yang terbaik agar mimpi tersebut bisa digapai bersama-sama.

“Buat bisa ke sana (final DBL Jakarta di Indonesia Arena) itu juga gak mudah. Buat 70 (SMAN 70 Jakarta) sendiri harus terus regenerasi. Kalau sekolah negeri kan tantangannya jauh lebih susah dari swasta,” sambungnya.

Baca juga: Kemenangan Bulungan Jadi Early Gift untuk Ibunda Gweneza

Raina sendiri pada partai final mengoleksi 9 poin dan  4 rebound. Ia bermain hanya 18 menit. Gelar pertama Raina untuk Bulungan. Plus pengalaman manis sang ibunda di Indonesia Arena.

Profil pemain ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY