Mungkin bagi sebagian orang nama Lie Gwan Chin masih cukup asing di telinga. Dia merupakan legenda bola basket Indonesia. Lie Gwan Chin merupakan pemain timnas basket Indonesia pada tiga edisi SEA Games (1987,1987, dan 1991).
Ia juga menjadi MVP Kobatama pada tahun 1991. Selain itu Lie Gwan Chin juga menjadi legenda hidup klub basket Halim Kediri.
Nah, jika nama tersebut masih terlalu asing, mungkin teman-teman sudah tidak terlalu asing dengan nama Tio Kristian. Setelah sukses menjadi pemain, coach Tio banting setir menjadi pelatih.
Menariknya di sini. Terjun ke dunia kepelatihan adalah sebuah ketidaksengajaan bagi coach Tio. Pada tahun 2010-an ia hanya ingin membantu temannya kala melatih.
“Awal-awal itu aku cuman bantu teman private aja. Lama-lama kok banyak peminatnya. Dari 2010-an saya mulai mencoba membuka sekolah basket. Keterusan sampai sekarang. Panjang banget pokoknya,” ungkapnya.
Baca juga: Teladan Yohanes De Britto di Tim Basket De Britto
Kala memegang Stece di ajang DBL Yogyakarta 2021 lalu, coach Tio juga menjadi pelatih bagi anaknya sendiri, Devilinda Michelle Hadinata. Selepas sang anak menamatkan masa SMA, ia juga berencana untuk menepi dari dunia kepelatihan.
“Sebenarnya saya ini sudah mau pensiun, Mas hahahaha. Karena anak saya sudah lulus di Stece juga kan. Tapi, hadeh masih belum jadi hahahahaha,” ujarnya.
Nama coach Tio di dunia kepelatihan juga cukup harum. Bahkan ada beberapa pemain yang masuk ke SMA Stella Duce 1 Yogyakarta karena dirinya.
“Agak susah juga kalau mau pensiun. Soalnya ada yang pengen masuk Stece itu kalau saya masih melatih. Kalau saya pensiun mereka gak jadi masuk Stece. Kan repot ya hehehehe,” terangnya.
Baca juga: Dampak DBL Camp Bagi Evangeline Yvonne, MVP DBL Yogyakarta 2024
Artinya sedikit banyak coach Tio punya pengaruh besar dalam pengembangan anak-anak basket usia muda, khususnya di Yogyakarta.
Coach Tio lantas melihat ajang DBL sebagai pelecut semangat anak-anak muda untuk terus berlatih dan berkembang.
“Adanya DBL ini sangat membantu banget buat usia dini. Mereka jadi semangat berlatih banget buat mempersiapkan DBL,” sambungnya.
Bahkan coach Tio menjadi salah satu pelatih yang merasakan betul gairah para pemain untuk menyambut DBL.
“Di Yogyakarta sendiri semua anak sudah menunggu liga-liga DBL ini digelar. Kayaknya bukan cuman di sini aja tapi di semua tempat sudah lebih banyak menunggunya. Apalagi kan tetap mendukung pelajaran juga konsepnya,” terangnya. Jangan pensiun dulu ya, coach!
Profil Tio Kristian bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap).