Perkenalkan saya Muhammad Khatami, S.Kel. Saya merupakan guru Bahasa Jerman untuk pemula di pesantren Al-Falah Aceh Besar, di mana saya juga sekaligus pembina atau pelatih basket di pesantren Al-Falah.

Kalau tau gelar saya pasti jadi pertanyaan kapan belajar bahasa Jerman-nya kan?

Ceritanya begini. Kebetulan saya alumni dari SMA Al-Falah, dan SMA Al-Falah merupakan sekolah yang bekerja sama dengan pihak Goethe Institut Jerman. Saya pernah mempelajari bahasa Jerman ketika SMA dulu. Sehingga ilmu yang pernah saya dapatkan dulu saya asah dan saya dalami lagi sehingga saya bisa menjadi guru bahasa Jerman di sekolah.

Nah soal basket, awal mula saya mengenal olahraga ini ketika saya duduk di bangku SMP di Al-Falah. Saat SMA kelas X, saya baru aktif mengikuti ekskul basket. Sebenarnya dulu hanya sekadar main-main biasa saja tanpa ada event yang pernah saya ikuti.

Singkat cerita, setelah selesai pendidikan SMA, saya melanjutkan pendidikan ke Universitas Syiah Kuala pada jurusan Ilmu Kelautan.

Setelah lulus saya berinisiatif membimbing dan melatih basket anak-anak di pesantren Al-Falah dengan harapan bisa berkembang dan lebih baik dalam bermain basket.

Saya masih ingat waktu itu saya mendatangi pihak pesantren dengan tujuan menawarkan diri untuk melatih. Karena selama ini banyak di antara mereka mempunyai bakat di basket tetapi tidak ada yang melatih dan membimbing mereka. Sehingga dari pengalaman saya dulu akhirnya jarang mengikuti event-event basket juga. 

Dari situlah hati saya juga mulai tergerak ya. Dalam proses membimbing dan melatih para anak-anak Al-Falah, saya terus mencari pelatihan-pelatihan untuk bisa mendapatkan lisensi pelatih bola basket.

Alhamdulillah, saya mendapatkan pelatihan pelatih yang diselenggarakan oleh Perbasi Banda Aceh. Dan dari situlah saya bisa mendapatkan lisensi pelatih basket.

Tidak terasa, sekarang sudah berjalan dua tahun melatih mereka.

Namun, melatih anak-anak di pesantren ini juga tidak mudah, karena kegiatannya juga padat sekali. Untungnya saya tinggal satu atap (di pesantren) dengan anak-anak, maka saya lebih mudah untuk mambangun semangat dengan mereka.

Dan betul saja mereka sangat semangat dalam latihan setiap sorenya meskipun dengan kendala terbesar saya yaitu waktu latihan yang sangat singkat. 

Tapi, saya tetap bersyukur karena di tahun kedua kami mengikuti DBL Aceh ini sudah ada peningkatan. Tahun lalu sampai di Sweet Sixteen saja, sekarang sudah bisa sampai di Fantastic Four.

Tentu saja saya bangga, karena dari event DBL Aceh ini, saya dan anak-anak bisa mendapatkan pengalaman yang begitu luar biasa.

Pastinya saya juga tak lupa untuk menanamkan satu prinsip untuk anak-anak agar tetap bersemangat menekuni basket. Prinsip yang saya tanamkan ke setiap pemain yaitu lakukan sesuatu dengan penuh tanggung jawab dan berkembang sebaik mungkin. Itu saja.(*)

*Kolom ini ditulis Muhammad Khatami,  pelatih tim putra SMA Al-Falah Aceh Besar

Populer

Jadwal Technical Meeting AZA 3X3 Competition di Citos, Jangan Lupa Catat!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
11 Varian Rasa Kopi Good Day Yang Wajib Kamu Coba
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa