Tidak ada yang lebih spesial pada momen kembalinya Ni Made Dwi Ratna Cahyanti pada ajang Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Bali. Sekilas nama tersebut memang tidak asing di DBL Bali.

Ratna -sapaan karibnya- merupakan alumnus SMAN 1 Denpasar yang berhasil mempersembahkan gelar juara untuk sekolah tercinta sebelum paceklik gelar tiga musim. Yup, Ratna tergabung dalam skuad juara Smansa di DBL Bali 2018 dan 2019. Namanya juga terpilih masuk untuk belajar dan berlatih di DBL Camp 2019.

Musim ini dia kembali seolah tak pernah pergi. Di skuad Smansa musim ini Ratna punya tugas yang lebih berat. Bukan lagi menyandang status sebagai pemain, ia menjadi asisten pelatih Yudi Hartawan (pelatih Smansa Denpasar).

Pada laga final DBL Bali 2024 lalu, tugasnya bahkan lebih besar setelah coach Yudi harus meninggalkan lapangan di kuarter terakhir. Kuarter penentu musim ini Smansa kembali mengusap air mata atau berfoto bersama piala.

Pada akhir laga Smansa berhasil mengakhiri puasa gelar tiga musim beruntun mereka. Berhasil membawa pulang piala DBL yang hilang sejak tiga musim ke belakang.

Dari pinggir lapangan ia bukan hanya menemani adik-adiknya berlaga. Ia juga memberi intruksi khusus

Tapi, ini bukan cerita mengenai laga final tersebut. Ini cerita soal sudut pandang Ratna yang kali pertama berlaga di final DBL Bali sebagai seorang yang berdiri di pinggir lapangan dan meramu strategi.

Baca juga: Winda Sandia, Cerita Tahun Kedua dan Tripel Dobel Musim Ini

Pressure banget. Apalagi kan lawan kita itu yang selalu bikin kalah Smansa sejak tahun 2021. Skor juga mepet-mepet kan. Apalagi kan head coach kita harus meninggalkan gim. Jadi saya sebagai asisten yang menemani di lapangan. Emosional sekali,” bukanya.

Beberapa kali Ratna terlihat gelisah, utamanya saat Smansa gagal melancarkan serangan dan adik-adiknya melakukan kesalahan.

“Kita sempat dikejar sama 16 poin Dosman waktu kuarter kedua. Itu nambah tegang suasananya. Tapi, anak-anak di gim kemarin memang sudah siap dengan gim-gim ketat seperti itu. Mereka bisa bangkit dan lebih semangat. Saya sangat bangga,” ujarnya.

Ratna menghampiri adik-adiknya untuk meluapkan perasaan emosional bersama. Perasaan berbuka puasa gelar juara

Kala buzzer kuarter terakhir berbunyi, tak ada kata-kata bagus dalam mendeskripsikan perasaan emosional Ratna. Tangisan bahagianya pecah kala memeluk satu demi satu pemain dan jajaran ofisial Smansa. Barangkali satu hal yang bisa digambarkan dalam momen itu adalah ia sudah bebas dari tekanan besar yang mengusik pikirannya selama sepuluh menit di kuarter keempat.

“Saya sangat emosional saat selesai final. Terharu karena kembali membawa piala champion itu ke Smansa lagi,” sambungnya.

Perasaan emosional tersebut wajar menaunginya. Terakhir kali Smansa juara adalah saat ia masih menjabat sebagai status kapten tim Smansa pada tahun 2019. Selebihnya Ratna harus rela melihat adik-adiknya menangis dari tribune.

“Tahun-tahun lalu saya cuman jadi penonton. Beda geregetnya waktu di pinggir lapangan. Selama pertandingan final sempat geregetan karena anak-anak free throw banyak yang miss,” ujarnya.

Baca juga: Peran Baru Salsabilla Garneta, Musim Lalu Jadi Pemain Kini Melatih

Ratna kembali seolah tak pernah pergi. Pada tahun terakhirnya di masa SMA, ia sukses memberi kenangan indah untuk sekolah, juara DBL Bali 2019. Kini ia kembali lagi ke almamater tercinta dengan piala yang hilang selama empat musim silam.

Fasilitator andalan! Ratna ketika menggenggam piala DBL terakhirnya sebagai seorang student athlete pada musim 2019

“Senang tentunya bisa bawa kembali piala champion yang hilang setelah empat sampai lima tahun. Terakhir 2019 waktu saya sebagai pemain dan pialanya kembali ditahun pertama saya sebagai asisten pelatih (2024),” cetus cewek yang masih berusia 22 tahun ini.

DBL Bali selalu punya cerita. Cerita Ratna dan Smansa masuk dalam bagian penting perjalanan DBL Bali sejak musim 2009. Jika teman-teman jeli, Smansa selalu tak pernah gagal dalam melakukan regenerasi. Baik regenerasi pemain maupun peracik strategi. Selamat, Ratna!

Profil Ni Made Dwi Ratna Cahyanti bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap). 

Populer

Unggul Setengah Bola, SMAN 1 Tuban Amankan Kemenangan Kedua
Nicko Andrean, Pelatih yang Pentingkan Edukasi Bagi Anak Asuhnya
BeAT The Record: Nathanael Alexander, Irit Bicara Tapi Banyak Poin!
UBS Gold Dance Competition 2019 Usung Tema Disney Princess
Kunci Pointmaker Lawan, SMP Cita Hati East Surabaya Raih Kemenangan Kedua