“Dari awal, output target tim ini adalah juara!”

Pernyataan tegas itu terlontar dari sosok pelatih SMAN 2 Bandung (Charets), Ricky Gunawan.

Bak doa yang terjawab, ucapan itu benar-benar terwujud musim ini. 

Penampilan tim putra Charets di Honda DBL with Kopi Good Day 2024 West Java-East musim ini memang menyita perhatian. Mereka bahkan disebut Giant Killer ketika menjegal langkah sang juara bertahan DBL Bandung, SMA BPK Penabur Cirebon di babak Big Eight.

Pencapaian itu pun membawa mereka kembali merebut gelar juara yang telah dinantikan selama 11 tahun!

Bukan hal yang mengherankan apabila meningkatnya performa putra Charets musim ini mengundang banyak pertanyaan. Apalagi, jika melihat ke belakang, perjalanan mereka tahun lalu langsung terhenti di fase Sweet Sixteen. 

Apakah pencapaian tersebut sebuah kebetulan? Keberuntungan? Tentu saja tidak! 

Sebagai nahkoda tim, pelatih yang akrab disapa Ricky ini menegaskan bahwa prestasi yang diraih oleh anak didiknya musim ini adalah hasil dari proses panjang yang telah dilakoni.

Coach Ricky tak menyangkal bahwa jatuh bangun tentu mengiringi perjalanan mereka. Termasuk kegagalan putra Charets di musim lalu.

“Mengenai persiapan, bisa dibilang hasil yang sekarang itu merupakan proses yang sudah dilakukan dari dua tahun lalu, terutama untuk pemain kelas 12,” buka coach Ricky. 

“Pencapaian musim lalu di Sweet Sixteen juga bagian dari proses pembentukan tim, di mana banyak juga ketidakberhasilan dan kekalahan yang dialami tim. Namun, fokusnya adalah bagaimana untuk belajar dan evaluasi sehingga bisa terus improve,” lanjutnya. 

Pria kelahiran 1979 ini jelas tak ingin pasukannya terpuruk dengan mudah. Di balik kegagalan yang dialami, selalu ada ruang untuk berbenah diri. 

Sebagai pelatih, coach Ricky tidak pernah berhenti melakukan evaluasi demi kemajuan tim yang diasuhnya. Pun dengan para penggawa Charets. Butuh komitmen tinggi untuk menjalani setiap prosesnya dengan konsisten dan penuh dedikasi. 

“Setiap tahun, kami memiliki target untuk bisa improve di sejumlah aspek teknis dengan indikator yang ditetapkan, terkait fisik, teknik, taktik, dan mental. Pada akhirnya, hanya pemain yang memiliki ketangguhan mental dan daya juang tinggi yang bisa bertahan,” bebernya.

Baca juga: Penantian 11 Tahun, Putra Charets Kembali Duduki Singgasana DBL West Java-East!

Meski begitu, bukan perkara mudah untuk menerapkan pola berlatih seperti yang diinginkan coach Ricky. Tentu ada tantangan yang sesekali datang menghadang. Apalagi, rintangan tersebut begitu dirasakan sang pelatih pada masa awal kepelatihannya bersama putra Charets yang dimulai tiga tahun silam. 

“Bagi saya, yang paling suka adalah memulai sebuah kultur dan menanamkan filosofi pada saat paling awal melatih tim. Sebelumnya, tim basket sempat vakum sekitar dua tahun karena pandemi sehingga bisa dibilang saya memulai dari awal lagi,” terang sosok berperawakan 174 sentimeter. 

“Namun setelah terbentuk, prosesnya akan lebih mudah karena otomatis pemain yang baru masuk tinggal mengikuti saja kultur dan filosofi tim yang sudah dijalankan,” imbuhnya. 

Berbicara soal kultur dalam sebuah tim, coach Ricky tak segan membeberkan nilai-nilai yang selama ini dianutnya bersama pasukan Charets.

Tak hanya menerapkan kerja keras, ia juga menyorot beberapa hal krusial lainnya, seperti disiplin, rasa menghargai, kebersamaan, serta kepedulian satu sama lain. 

Tak hanya itu, menjaga keseimbangan antara ketegasan dan pendekatan personal selama proses melatih juga menjadi aspek yang tidak kalah penting. 

“Ada beberapa hal, seperti team culture, yang non-negotiable, tapi relasi antara pelatih dan pemain juga dibangun sebaik mungkin sehingga pemain tidak ragu untuk berkomunikasi dengan pelatih tentang segala hal,” ungkap pria berzodiak Capricorn. 

Ibarat sebuah pertempuran, amunisi hingga persiapan yang dimiliki putra Charets bisa dikatakan sangat matang. Tak heran jika coach Ricky sudah menaruh kepercayaan 100 persen kepada anak-anak didiknya. 

Bahkan, ia mengaku bahwa tidak ada penyesuaian signifikan yang diterapkan untuk menghadapi Final Party Honda DBL with Kopi Good Day 2024 West Java Championship.

Berbekal evaluasi dari laga final DBL West Java-East 2024, coach Ricky optimistis putra Charets kembali mampu meraih kemenangan atas SMA Trimulia Bandung.

“Harapannya, anak-anak bisa bermain dan menjalankan sistem yang sudah dilatih dengan sebaik mungkin, serta siap apabila perlu ada in game adjustment saat nanti bertanding,” tutupnya dengan yakin. 

Akankah putra Charets lagi-lagi berhasil menaklukkan pasukan Trimulia dan mampu menjadi yang terbaik di wilayah Jawa Barat? Nantikan jawabannya hanya di partai puncak DBL West Java Championship 2024!

Baca juga: Revans Putra Charets Lunas, Ternyata Ini Kuncinya…

Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 digelar di 31 kota dan 23 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.

Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 juga menampilkan AZA 3X3 Competition. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 disiarkan live di channel YouTube DBL Play.

Profil sekolah ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)

 

Pengen dapetin info kode redeem baru dan jadi yang paling update soal esports? Klik sini. Atau gak mau ketinggalan update karya-karya biasmu di dunia KPOP, klik sini.

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Lebih dari Sekadar Mengajar, Ketulusan Para Guru Juga Terpancar di Lapangan