Basket adalah bagian dari hidup Putu Kezia Angelie Setiawan. Penggawa tim basket putri SMA Gloria 1 Surabaya itu punya sederet cerita. Mulai dari awal perjalanannya hijrah dari Bali ke Jawa Timur hingga momen up and down berbasket.

Pertandingan semifinal Senin, 30 September 2024 kembali mempertemukan skuad Gloria 1 dengan putri NSA -sebutan tim SMA Nation Star Academy Surabaya. Selayaknya dominasi Gloria 1 di pertemuan lalu, NSA masih belum mampu melangsungkan revans mereka. Gloria 1 memungkas laga di angka 49-25.

Kemenangan itu berhadiah tiket menuju Final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java-North.

Selepas gim berakhir, penulis memutuskan untuk berjumpa dengan Kezia. Setelah menunggu ia usai evaluasi tim, barulah kami berbincang.

Pemilik jersey nomor 5 itu membuka ceritanya dengan ulasan terhadap pertandingannya dengan NSA.

“Mereka main lebih ngotot sih. Beda dari yang kemarin. Cuman Puji Tuhan, kami masih dikasih menang. Kalau PR-nya harus lebih mantepin di rebounds. Kami tadi kalah di offensive rebounds. Ya, sekalian persiapan buat final juga,” buka Kezia.

Tentang pertemuan di final menghadapi Sinlui -sebutan tim SMA St. Louis 1 Surabaya, Kezia tetap memandang setiap match harus dijalani dengan percaya diri. Yang terpenting, ia bersama tim telah mempersiapkan yang terbaik.

“Kita main sportif aja. Harus all out juga. Sisanya kita serahkan sama Tuhan,” harapnya.

Setelah mengulas pertandingan semifinal dan pertemuan mendatang dengan Sinlui, barulah Kezia berbagi kisah tentang perjalanan panjang berbasketnya.

Gadis kelahiran Denpasar itu mengaku, sudah mengenal basket selama 11 tahun. Pengalaman itu membuatnya memandang basket sebagai olahraga kompetitif.

Ia mulai bergabung dengan salah satu klub di Denpasar. Rutinitas itulah yang membuatnya intens bertemu Komang Mariani Puteri Sekar Sari (jersey nomor 10).

“Aku sama Utik (sahabat Kezia, Komang Mariani Puteri Sekar Sari) kan udah main basket dari umur 11 atau 12 tahun gitu. Pas itu kita mau cari SMA yang ada basketnya. Nah kebetulan ketemu Gloria 1. Akhirnya kita ikut seleksi berdua, terus keterima, dan sekarang main bareng di Gloria 1,” ungkapnya.

Baca Juga: Criston Jonathan, Tentang Cedera Musim Lalu dan Amanah Kapten Skuad Gloria 1

Kezia yang ingin mengembangkan kemampuan basket memutuskan pindah. Dari Bali ke Jawa Timur. Sahabat Utik juga sama-sama memutuskan merantau.

Tak bisa dipungkiri, kehidupan merantau memang awalnya cukup membuat Kezia kaget. Ia masih perlu membiasakan diri untuk melakukan "pekerjaan rumah".

“Jujur kaget. Apalagi aku ngontrak berdua sama Utik. Otomatis semua harus serba mandiri. Awalnya berat banget. Home sick parah,” tutur Kezia.

“Untung ada Utik. Dia yang lebih terbiasa, dan dia juga yang ngajarin aku. Mulai dari masak, ngatur baju, cuci baju dan piring,” ceritanya sambil tersenyum.

Berbicara memasak, makanan pertama yang berhasil dimasak oleh Kezia adalah ramyun. Memang ramyun instan, tapi baginya, Kezia sudah cukup bangga ketika bisa mengkreasikan mi asal Korea itu dengan berbagai topping.

“Pertama kali bisa masak itu karena Utik, masak ramyun. Ide nambahin topping sayur dan lain-lain itu juga dari Utik,” ucapnya dengan bangga.

Setelah mengetahui kehidupan perantauan Kezia, barulah kami mulai berbincang tentang mental berbasket. Pengalaman basket Kezia yang sudah dijalani selama lebih dari satu dekade itu, pasti memiliki kesan tersendiri baginya. Mulai dari momen susah hingga senang.

Untuk momen down, pemain Timnas Basket Indonesia itu berkata, ia sedang mengalami fase dimana dirinya merasa kurang bisa berperan aktif sebagai shooting guard. Menurutnya, hal itu datang dari kurangnya pembiasaan mental lewat serangkaian latihan intens yang dilaluinya.

Baca Juga: Indonesia Telan Kekalahan Perdana Atas Tuan Rumah Women’s Asia Cup 2024

“Harusnya karena posisiku shooting guard, percobaan nembakku juga tinggi. Tapi nggak tahu kenapa, sekarang aku lagi di fase yang nggak dapet feel-nya gitu. Mungkin karena kurang latihan juga ya,” bebernya.

Meski begitu, fase tersebut dilalui Kezia dengan optimistis. Apalagi, pujaan hatinya juga seorang shooting guard. Ada yang tahu, siapa cowok Kezia?

Ya, dia adalah Freno Nymmo Shakkawijaya. Pemilik jersey nomor 0 asal tim basket putra Gloria 1.

“Kami kadang latihan shooting bareng sebelum DBL. Tapi sekarang udah nggak pernah karena tabrakan sama jadwal sekolah juga,” sambung Kezia.

Baca Juga: Sumbangan 31 Poin Freno untuk Tiket Final Putra Gloria 1 Surabaya!

Selain punya kekasih yang suportif, kopi jadi salah satu motivasi Kezia sebelum bertanding. Ia berkata, kalau tidak minum kopi, itu akan berpengaruh pada performa bermainnya.

“Aku sebelum tanding harus minum kopi. Kalau nggak minum kayak lemes aja gitu nggak tahu kenapa. Aku suka yang berbau frappucino. Biasanya pesan caramel frappucino, atau macchiato. Pokoknya karamel lah,” tutupnya.

Final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java-North dipastikan akan mempertemukan Srikandi Gloria 1 dan Sinlui. Kedua tim telah menunjukkan performa maksimal mereka di musim ini.

Apakah musim ini akan menjadi tahun ketiga Gloria 1 meraih titel Champion DBL di basket putri? Tetap nantikan kiprah Gloria 1 dan tentu perjalanan terakhir Kezia!

Honda DBL with Kopi Good Day 2024 East Java-North merupakan salah satu rangkaian panjang dari kompetisi Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025.

Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 digelar di 31 kota dan 23 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.

Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 juga menampilkan AZA 3X3 Competition. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 disiarkan live di channel YouTube DBL Play.

Pengen dapetin info kode redeem baru dan jadi yang paling update soal esports? Klik sini. Atau gak mau ketinggalan update karya-karya biasmu di dunia KPOP, klik sini.

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
UBS Gold Dance Competition 2019 Usung Tema Disney Princess
Unggul Setengah Bola, SMAN 1 Tuban Amankan Kemenangan Kedua
BeAT The Record: Nathanael Alexander, Irit Bicara Tapi Banyak Poin!
Nicko Andrean, Pelatih yang Pentingkan Edukasi Bagi Anak Asuhnya