Pelajaran berharga Putra Kalam Kudus -sebutan SMA Kalam Kudus Sukoharjo- membuka perjalanan mereka di Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Central Java-South dengan banyak catatan. Melawan Smanda Kebumen -sebutan SMAN 2 Kebumen-, pasukan Kalam Kudus kalah dengan skor akhir 23-40.

Tapi, ini bukan tentang cerita tumbangnya Kalam Kudus di laga perdana. Ini mengenai cerita di balik Prinadito Yoga, kepala pelatih Kalam Kudus.

Selama empat kuarter ia tak bisa menyembunyikan senyum lebarnya ketika anak asuhnya sukses mencetak poin. Sebagai salah satu pelatih muda, tak ada mimik panik di wajahnya ketika Kalam Kudus tertinggal di laga kali ini.

Baca juga: Love & Basketball, Cerita Cinta Duet Pelatih Suami-Istri di DBL Solo!

Yup, saat ini Dito berusia 24 tahun. Usia yang tergolong muda untuk menjadi pelatih salah satu sekolah di ajang Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025. Ternyata ada alasan di balik mengapa ia lebih memilih terjun sebagai pelatih ketimbang menikmati masa mudanya dengan bersantai.

"Sejak kecil itu saya memang suka basket. Cuman saya ngerasa waktu saya masih anak-anak SMA itu gak ada yang bisa diambil selama saya basket. Selain capeknya latihan," bukanya.

Musim ini Dito juga dibantu oleh Mikhael Bagus, salah satu pelatih yang terbilang harum di DBL Solo. Ternyata kedekatan Dito dan coach Mikhael lebih dari sekadar rekan kerja untuk meramu strategi.

Baca juga: Pemain Basket Harus Pintar

"Coach Mikhael itu saudara sepupu saya. Dulu yang ngajarin saya ya coach Mikhael. Terus yang ngarahin saya bagusnya gimana-gimana itu ya dia. Saya tertarik melatih ya sedikit banyak ada pengaruh dari dia," ungkapnya.

Hadirnya coach Mikhael membuat tugasnya sebagai nahkoda kapal lebih mudah. Hal ini terlihat jelas di pertandingan pertama. Membuka musim dengan kekalahan memang bukan hal yang bagus. Tapi, ini langkah yang bagus untuk mereka berdua bersinergi.

Hal-hal fundamental para penggawa Kalam Kudus jauh lebih baik ketimbang musim lalu. Barangkali kata yang tepat untuk saat ini adalah bersabar dalam menuai hal baik untuk beberapa musim ke depan.

"Tahun ini saya banyak dibantu sama coach Mikhael. Memang sama-sama lagi membentuk pemain. Sekolah juga mendukung banget programnya kita buat bikin Kalam Kudus makin kuat buat beberapa tahun ke depan," ujarnya.

Oh iya, musim lalu coach Mikhael merupakan pelatih untuk skuad SMA Pradita Dirgantara yang musim ini harus absen terjun di DBL Solo.

Kepada DBL Play, Dito membagikan cerita di balik kenapa ia ingin lebih lagi menekuni dunia kepelatihan di bola basket.

"Saya itu gak mau anak-anak yang basket itu cuman sekadar latihan gak dapet apa-apa. Saya coba menerapkannya di Kalam Kudus. Ngukur daya tahan anak-anak terus menganalisa apa aja kurangnya mereka terus apa yang bagus biar bisa mereka manfaatkan,"

"Setidaknya setelah mereka lulus SMA itu mereka punya bekal banyak kalau mau lanjut basket," terangnya.

Hadirnya Dito di pinggir lapangan membuat kolam para pelatih di DBL Solo semakin besar. Plus menjadi bukti pula banyak pelatih muda yang ingin belajar. Semangat belajar. Belajar terus, Dito!

Selanjutnya Kalam Kudus bakal berlaga lagi pada Kamis, 26 September 2024 melawan SMA Batik 1 Surakarta.

Profil Prinadito Yoga bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs
Awaluddin Hatta Ingin Kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM Makassar
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya