DBL Dance Competition 2024 East Java-North menjadi kali pertama tim dance SMAN 2 Jombang untuk unjuk gigi. Menjalani debutnya pada musim ini, skuad dengan julukan XTRADA itu tentu merasakan tantangan tersendiri. Terlebih, mengingat sekolah ini yang letaknya terpaut 73 kilometer dari DBL Arena Surabaya. 

“Kita tadi itu grogi banget soalnya baru pertama kali juga di DBL. Kita harus gimana tampilnya terus venue-nya itu licin atau nggak. Nah, itu kan kita nggak tahu,” terang Nasya Faradia, kapten XTRADA.

Kapten yang akrab disapa Nasya itu tak menampik jika persiapan menuju Honda DBL 2024 East Java-North dipenuhi rintangan. Apalagi, status tim basket SMAN 2 Jombang yang masuk dalam jajaran waiting list selama berminggu-minggu membuat segala persiapannya serba mendadak. 

Gadis berperawakan 160 sentimeter itu mengaku jika timnya sempat berpikiran untuk menolak tawaran pasukan basket untuk melantai di DBL Arena Surabaya. “Pas dikasih tau ada event DBL, kita sebenernya juga ada project di sekolah dan agak tabrakan. Awalnya kita nolak, cuma akhirnya kita mikir ‘wah, DBL nih’ bisa buat memajukan sekolah juga.”

Keputusan besar itu membuat XTRADA harus mempersiapkan segalanya mulai dari nol hanya dalam rentang waktu dua minggu. Selama itu pula, mereka harus menyiapkan konsep, gerakan, hingga kostum.

“Habis TM (technical meeting), kita langsung ngerjain semua dalam sehari, dimulai dari persiapan konsep sama lagunya juga. Dua hari kemudian, kita langsung cari kostum dan properti,” tutur Nasya. 

Melihat perjuangan timnya yang tidak main-main itu, Nasya tentu merasa bersyukur XTRADA bisa menunjukkan sisi terbaik dalam penampilan perdana mereka. Dengan tema “Move Up” tahun ini, XTRADA ternyata mengusung konsep dance yang relate dengan pengalaman penonton. 

“Kita kan habis melewati masa Corona, jadi kita ambil konsep itu karena banyak orang yang depresi. Kita mau buat depresi itu jadi membangun semangat anak-anak muda supaya nggak tenggelam di masa kelamnya gitu,” ucap gadis yang akan menginjak usia 18 itu. 

Berbicara soal harapan sebagai debutan, Nasya ternyata telah membidik target tersendiri. “Targetnya semoga bisa membanggakan nama sekolah, setelah itu kalo bisa masuk Top Five (Best Five DBL Dance Competition), amin,” tutupnya. 

Baca juga: Hadirkan Nuansa India, Kostum TDOS Curi Perhatian Penonton DBL


Penampilan tim dance SMA Santo Carolus Surabaya (Ecclesia Bellator) dalam DBL Dance Competition 2024 East Java-North

Nggak hanya XTRADA yang merasakan debut di DBL Dance Competition musin ini. Tim dance SMA Santo Carolus Surabaya, yang lebih dikenal sebagai Ecclesia Bellator, turut mengalami momen pertama mereka. 

Namun, lain halnya dengan XTRADA, Ecclesia Bellator tampil sebagai tim dance independen. Itu artinya mereka berkompetisi tanpa didampingi oleh tim basket sekolah. 

Tidak jauh berbeda dengan tim lawan, Velicia Nadine Giovani, kapten Ecclesia Bellator, mengungkapkan adanya pressure yang dirasakan. Apalagi, mereka harus tampil tanpa adanya tim basket sekolah yang bertanding. 

“Terutama sebagai kapten, aku mikir ‘bisa nggak ya’, aku takut bikin kecewa. Temen-temen semua pasti ada rasa takutnya, tapi kita saling nyemangatin ‘ayo nggak papa tiga menit doang, habis gitu kita makan bareng’,” ungkap dara yang akrab disapa Nadine itu. 

Ia berterus terang bahwa kegiatan bonding yang sering dilakukan menghasilkan kerja sama tim yang apik sehingga membantu Ecclesia Bellator selama proses persiapan menuju kompetisi ini. Apalagi, persiapan mereka bisa terbilang sangat singkat, mengingat sekolah ini juga sempat berada dalam ambang ketidakpastian.

“Kita waktu itu masuk waiting list, bahkan udah dapet surat juga kalo nggak keterima DBL. Tapi sehari sebelum TM, kita dikabarin kalo diterima dan hanya untuk dance-nya,” tutur Nadien. 

Ecclesia Bellator bisa saja menolak keputusan itu. Namun bagi Nadine, ini menjadi kesempatan berharga untuk menggali pengalaman baru. Terlebih, tahun ini juga menjadi momen terakhirnya merasakan bangku sekolah sekaligus sebagai kapten. 

Terinspirasi dari kehidupan sehari-hari sebagai siswa kelas 12, Ecclesia Bellator mengangkat konsep yang kental dengan nuansa anak sekolahan. Nadine menjelaskan bahwa konsep ini sangat sejalan dengan tema “Move Up” yang diusung musim ini.

“Ceritanya anak yang baru wisuda ngerasa bingung mau kerja apa di masa depan. Tapi lewat “Move Up”, kita nunjukin kalo kita bisa dan nggak perlu takut karena tetep bisa berkembang untuk meraih cita-cita,” terangnya. 

Sebagai Kapten, Nadine menilai bahwa penampilan perdana Ecclesia Bellator belum sepenuhnya maksimal karena kurangnya persiapan properti. Meski begitu, ia telah berkomitmen untuk menampilkan yang terbaik di aksi mendatang. 

“Kita udah dikasih tahu kalo bakal tampil dua kali, jadi kita udah mulai mempersiapkan lagi buat penampilan selanjutnya supaya lebih prepare,” pungkasnya. 

Baca juga: Alamort SCS Sukses Mengemas Tema “Move Up” ala Film "Dune"

Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 digelar di 31 kota dan 23 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.

Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 juga menampilkan AZA 3X3 Competition. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 disiarkan live di channel YouTube DBL Play.

Pengen dapetin info kode redeem baru dan jadi yang paling update soal esports? Klik sini. Atau gak mau ketinggalan update karya-karya biasmu di dunia KPOP, klik sini.

Populer

Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs
Awaluddin Hatta Ingin Kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM Makassar
Pantang Menyerah, Zikra Ingin Tutup Masa SMA dengan Manis di DBL Camp
Final Sengit! Smansa Bawa Misi Balas Dendam untuk Resman...