JAMBI-Gemuruh tepuk tangan, dan chant yang riuh menuntun perjalanan Justin Lie selepas laga. Kala itu, aksi gemilangnya membuka jalan SMA Bina Kasih untuk menjadi juara. Kemenangan itu ia rebut dari tangan SMAN 06 Merangin di partai puncak.
Selain kebangaan setelah membawa sekolahnya di tampuk kompetisi Honda DBL Jambi Series 2019, ia juga terpilih menjadi Most Valuable Player (MVP) di tahun itu.
Namun sebelum berhasil meraih semua itu, ia harus melewati onak dan duri. Perjalanan hingga ia berhak melangitkan tropi cukup terjal. Justin Lie, harus memberikan 6 hari dalam sepekan untuk berlatih basket. Seolah, Justin dan basket adalah satu. Sebuah entitas yang tak dapat dipisahkan.
Mengenal basket sejak berusia belia, Justin tidak pernah menyangka bahwa hobi yang ia tekuni ini kelak akan melejitkan namanya. Serta, dukungan penuh dari kelurga serta kawan-kawannya yang tak pernah putus, adalah kunci kesuksesan seorang Justin.
Terlebih, support penuh dari mendiang Papa, adalah suatu hal yang membuat Justin membulatkan tekad untuk memilih basket sebagai jalan pedang.
"Saya bersyukur, akhirnya kerja keras saya terbayar lunas. Ini bukan penghargaan untuk saya pribadi. Ini adalah persembahan saya untuk tim, kawan-kawan yang mendukung, dan untuk Papa di Surga. Semoga ia bangga," ujar Justin Lie.
Justin Lie adalah salah satu bukti, jika kita tekun merawat apa yang kita sukai, maka suatu hari akan membuahkan hasil. Maka, jangan pernah lelah untuk merawat kemewahan sederhana yang kita punya: mimpi. "Kalau saya bisa, kalian harusnya juga," tutup Justin.
Baca juga kisah peraih MVP Putri: Okta Lisa dan Kerja Keras yang Berbuah Juara