Pernah penasaran dengan pikiran Azrul Ananda tentang basket dan sepak bola? CEO DBL Indonesia yang juga sosok penting dalam perkembangan basket Indonesia ini baru saja menjadi bintang tamu spesial di podcast populer Pemain Cadangan.

Dalam episode terbaru yang rilis pada 26 Juli 2024, Azrul Ananda berbagi banyak cerita menarik tentang perjalanan karirnya, pandangannya terhadap dunia olahraga, dan tentunya, pilihan sulit antara basket dan sepak bola. Diskusi yang seru dan penuh insight ini pasti akan membuat kamu semakin penasaran dengan sosok Azrul Ananda.

Baca juga: 20 Tahun DBL Indonesia: Dahan Itu Terus Tumbuh dan Tak Tertebak ke Mana Arahnya

Sudah 20 tahun DBL Indonesia mengudara. Selama itu, DBL Indonesia selalu konsisten dalam menjaga kualitas pertandingan, pertunjukan, hingga partisipan. Nah, tahu kah kamu, sebenarnya tidak mudah dalam menajaga kualitas itu semua?

Yap, perjalanan DBL Indonesia selama 20 tahun itu banyak aral terjalnya. Azrul Ananda, CEO sekaligus Founder DBL Indonesia, menceritakan bagaimana DBL bisa terbentuk di tahun 2004 sampai bisa ekspansi ke beberapa kota di Indonesia dalam Podcast Pemain Cadangan.

Augie dan Udjo, host podcast Pemain Cadangan, mengulik bagaimana Azrul bisa membangun DBL, kenapa harus basket, dan pengalamannya menyelenggarakan event olahraga anak muda Indonesia.

Baca juga: Bicara 20 Tahun DBL, Azrul Ananda: Prestasi Tak Dihasilkan dari Cara Instan

DBL tidak dibuat dalam hitungan malam. Ada pertimbangan dan perhitungan yang proper sebelum menyelenggarakan liga. Mulai dari regulasi hingga susunan acaranya. Nah, Azrul belajar itu semua saat dirinya bersekolah di Amerika Serikat.

Dalam podcast Pemain Cadangan, Azrul pun menceritakan pengalamannya sebagai jurnalis fotografi tim basket di sekolahnya dan mengikuti segala aktivitas yang diikuti tim sekolahnya.

Dari sana lah, ketika ia pulang ke Indonesia, Azrul kemudian membentuk DBL di Surabaya pertama kalinya. Perjalanan Azrul bersama DBL pun kian berkembang, bahkan beberapa kali Azrul sempat ditawari ‘jabatan’ untuk beberapa federasi selain basket. Namun, Azrul selalu menolak. Ia tetap memilih setia bersama DBL.

Nah, kesetiaan Azrul dengan DBL dalam menyelenggarakan liga pun akhirnya membuahkan hasil. Dalam podcast Pemain Cadangan itu, hadir pula Cliffton Wijaya.

Baca juga: Pendewasaan Cliffton Wijaya Selama Tiga Tahun Bermain di DBL

Pemain asal SMA St Louis 1 Surabaya itu berhasil menyabet gelar juara sebanyak tiga kali secara beruntun. Begitu juga dengan titel DBL Indonesia All-Star yang ia dapat. Cliffton jadi satu-satunya pemain putra yang berhasil menjadi All-Star tiga kali.

Tidak hanya itu, Cliffton juga berhasil menjadi salah satu pemain Timnas Putra Indonesia yang menyabet medali emas di ASEAN School Games lalu. Cliffton mengatakan kalau DBL salah satu jembatannya dalam meraih prestasinya yang segudang.

Bagaimana kisah mereka? Apa hubungan Azrul, Cliffton, dan DBL? Saksikan cerita selengkapnya hanya di Youtube Channel Pemain Cadangan atau cek video selengkapnya di bawah ini!

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Kesalahan Ini Sering Dilakukan Saat Bermain Basket
Lebih dari Sekadar Mengajar, Ketulusan Para Guru Juga Terpancar di Lapangan