Masih ingat dengan MVP Honda DBL DI Yogyakarta 2018? Buat kalian yang lupa, pada 2018 MVP DBL Yogyakarta merupakan salah satu alumnus SMA Budi Mulia 2 Yogyakarta. Namanya Viknes Waren Mahaputra. Musim 2018 merupakan tahun kedua sekaligus terakhirnya bermain di DBL
Berseragam Budi Mulia selama dua musim, performa Viknes -sapaan karibnya- terbilang konsisten. Viknes dan kolega sukses membawa sekolahnya tampil di final party DBL Yogyakarta selama dua musim beruntun.
Buah dari hal tersebut membuatnya berangkat menuju DBL Camp untuk pertama sekaligus terakhir kalinya. Ya, terpilih sebagai Honda MVP membuat Viknes otomatis masuk dalam jajaran skuad first team DBL Yogyakarta 2018.
Di DBL Camp mimpi besar Viknes untuk bisa tergabung di skuad DBL All-Star dan berangkat ke Amerika Serikat terhenti di 50 besar.
Saat itu cedera ankle membuat performanya redup. Tapi Viknes tidak larut dalam kesedihan momen-momen tersebut.
Ia bangkit dan menyabet satu wild card untuk berjuang kembali. Sayang, cederanya semakin parah dan membuatnya harus rela mengubur mimpi berangkat ke Amerika Serikat.
“Dari dulu aku percaya omongan mama tentang usaha itu tidak pernah mengkhianati hasil. Itu yang aku pegang selama DBL Camp,” buka Viknes.
Sedari awal bisa terpilih sebagai first team dan berangkat DBL Camp menurutnya dalah sebuah bonus tersendiri. Sebuah bonus yang didapat seorang student athlete karena dengan sepenuh hati berlatih plus bekerja lebih keras pada setiap kesempatan.
Baca juga: Unik! Anak Pengurus PBVSI Tolak Ikuti Jejak Sang Ayah, Milih Berprestasi di DBL
“Sebenarnya aku ikut DBL itu bukan harus bisa MVP atau masuk first team. Itu semua ya bonus. Tapi, waktu itu aku ingin buat ngerasain satu bonus lagi yaitu berangkat ke Amerika,” ujar Viknes dikutip dari potongan wawancara di YouTube Mainbasket.
Kisah perjalanannya di DBL Yogyakarta juga tak sesuai rencana. Selama dua musim bermain di DBL Yogyakarta ia lebih sering mengusap air mata ketimbang menggenggam piala.
Ya, dua tahun berantun langkahnya untuk meraih gelar juara selalu terhenti di babak puncak. Di sana lah wejangan dari sang mama menjadi pelecut semangatnya untuk terus melaju. “Waktu itu sempat bilang kalau gak dapet bukan berarti aku berhenti di situ. Masih ada banyak kesempatan dan jalan lain buat menuju apa yang aku mau,” ungkapnya.
Menurut Viknes setiap laga di DBL begitu berkesan dalam perjalanan hidupnya. ketatnya pertandingan di awal laga, momen-momen mendebarkan di kuarter pemungkas, hingga animo penonton masih terkenang di ingatan kepalanya.
“Kadang kalau aku main basket sama teman-teman gitu kangen waktu main di DBL. Kangen rasa adrenalinnya, euforianya,” teranngya.
DBL Indonesia punya satu tempat tersendiri dalam perjalanan kariernya menjadi manusia. Ada begitu banyak cerita dan pembelajaran yang ia dapat selama dua tahun berlaga di DBL Yogyakarta. Mulai dari belajar menerima kegagalan, tak ingin membebani diri sendiri, hingga belajar untuk ikhlas menghadapi realita pahit.
Baca juga: Pendewasaan Cliffton Wijaya Selama Tiga Tahun Bermain di DBL
“Banyak ini yang berkesan selama di DBL. Aku jadi siswa pertama di sekolah yang bawa pulang gelar MVP DBL Yogyakarta. Terus aku sempat ngedunk tapi gak dihitung karena sudah foul. Bawa sekolah ke final dua kali secara beruntun. Banyak bangettt,” ungkapnya.
Kisah indah semasa SMA dan melantun di DBL tersimpan rapi di salah satu bagian perjalanan hidupnya. Meskipun gagal ke Amerika Serikat lewat basket, kini Viknes bisa menjelajah cakrawala lewat hal baru yang ia tekuni semasa menjadi mahasiswa.
Saat ini cowok kelahiran Bandar Lampung itu telah menjadi model profesional. Berbagai ajang internasional telah ia ikut. Seperti misalnya di Milan Fashion Week dan paling terbaru ada di Runway Men's Fashion Week.
Nantikan cerita lanjutannya di serial khusus Viknes Waren Mahaputra di DBL Play.
Foto: Dokumentasi pribadi DBL Indonesia, akun Instagram @viknes_waren
Tonton wawancara Viknes Waren bersama Mainbasket di sini