“Ada aja jodohnya.” Begitu potongan kalimat Jackson Suwargo dalam perbincangan bersama kami mengenai perjalanan kerja sama dengan DBL. 

Siapa sangka? Sekitar 15 tahun lalu, Jackson melantai sebagai pemain di DBL. Bahkan, ia mulai melantun bola sejak dirinya masih duduk di jenjang SMP. Bermain untuk SMP Gloria 1 Surabaya pada ajang Junior Basketball League (JRBL) East Java Series 2009 dan 2010, Jackson dan rekan-rekannya pun cukup “bersuara”.

“Di tahun pertama tuh aku gak lolos babak utama. Tapi di tahun berikutnya itu jadi tahun pertama Gloria 1 masuk babak utama dan sampai semifinal. Walau akhirnya, kita kalah sama SMA Cita Hati (Surabaya), waktu itu masih ada Vincent (Kosasih),” buka Jackson.

Tak berhenti sampai di situ, Jackson melanjutkan hobinya sampai jenjang SMA. Ia kembali menjadi bagian dari SMA Gloria 1 Surabaya dan bertanding pada Honda DBL East Java Series-North Region 2012 dan 2013.

“Waktu tahun pertama (2012), kalah di delapan besar sama SMA Stanislaus Surabaya, kalah satu poin. Pertama kali Gloria 1 menyentuh lebih dari 16 besar,” kata Jackson.

“Terus di tahun berikutnya, kita kalah sama SMA Frateran Surabaya di semifinal. Waktu itu Gloria 1 belum seterkenal sekarang. Masih belum dianggap sebagai sekolah basket, perjuangan banget lah pokoknya.”

“Waktu tahu kita mau DBL, fasilitas dari sekolah tuh gak kayak sekarang. Jadi semuanya kita siapin sendiri. Transportasi sendiri, pokoknya effort-nya gede banget pasti. Gak tahu ya, kenapa dulu bisa sampai segitunya buat DBL,” sambungnya heran.

Baca Juga: Sepatu AZA by Jackson Resmi Rilis, Usung Semangat 'Semua Bisa'

Tumbuh bersama DBL. Nama Jackson Suwargo tak serta merta menjadi bagian dari partner DBL Indonesia. Setelah menjadi partisipan, dirinya juga sempat memperoleh tawaran sebagai kru.

“Kayak ada aja jalannya. Kebetulan waktu itu aku lagi kuliah di San Fransisco dan DBL lagi butuh volunteer buat DBL (Indonesia) All-Star. Karena aku suka basket, kebetulan juga ada mobil di sana, jadi ya ikut bantuin,” jelas Jackson.

Tiga musim lamanya Jackson mendampingi skuad elite DBL Indonesia All-Star. Tepatnya pada 2015 sampai 2017. Meski tak mendapat kesempatan untuk menjajal panggung DBL Camp dan menjadi bagian dari DBL Indonesia All-Star, Jackson akui tetap bangga.

Mostly, aku ikut kegiatannya mereka. Ikut tinggal sama mereka juga. Jadi waktu mereka latihan, ya aku ngerjakan tugas. Kalau aku ada ujian, aku izin ke kampus dulu, terus balik lagi anterin mereka. Jadi benar-benar full sama mereka,” ceritanya, menggebu.

Pengalaman penuh kesan. Bagi Jackson, pertemanan yang tersaji baik antarpemain dan kru DBL Indonesia All-Star begitu hangat. Hubungan itu masih terjalin sampai saat ini. “Yang bikin kangen tuh pertemanannya sih,” singkatnya.

“Senang aja bisa kenal dengan Mbak Sany, Mas Donny, dan jajaran karyawan lainnya. Bahkan setelah kerja sama pun, rasanya masih seperti kru. Saya ikut nimbrung bareng mereka. Diperlakukan layaknya sponsor malah kurang nyaman untuk saya,” imbuhnya, lantas tertawa.

Ya, pertengahan 2023 menjadi awal mula terbentuknya kolaborasi brand sepatu Jackson dengan DBL Indonesia. Lebih tepatnya dengan brand sportswear DBL Indonesia, Aza Wear. Keduanya melebur menjadi produk sepatu Aza by Jackson. Fokus utamanya jelas di sepatu basket. Namun, kedua pihak tak menutup kemungkinan untuk membuat sepatu di lini lain di luar basket.

Peluncuran ini dilakukan bersamaan dengan rangkaian DBL Camp 2023 di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka pada Jumat, 12 Mei 2023. Tujuan kolaborasi ini adalah dalam misi pemenuhan kebutuhan sepatu olahraga basket Indonesia dengan harga terjangkau.

Baca Juga: AZA by Jackson, Kolaborasi AZA dan Alumnus DBL untuk Indonesia

“Secara kebetulan, tujuanku sama DBL itu selaras. DBL memikirkan bagaimana caranya membangun Indonesia lebih tinggi lewat olahraga basket dan membawa orang-orang to the next level,” katanya.

“Padahal sebenarnya basket kan bukan olahraga nomor satu di Indonesia, tapi kenapa kompetisi nomor satu di Indonesia justru DBL? Apalagi DBL ini terbentuk bukan karena hype, tapi pure grassroot.”

“Sedangkan saya ingin produk lokal ini lebih dipandang sebagaimana produk luar yang sering kita dengar namanya. Saya belajar banyak dari perkembangan DBL. Apalagi brand saya ini juga baru terbentuk. Semoga di 20 tahun besok, Jackson bisa mengakar seperti DBL,” tutup alumnus SMA Gloria 1 Surabaya itu. (*)

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs