MUNGKIN kalian pernah terpapar konten TikTok seorang polisi berwajah cakep. Saking cakepnya banyak yang salfok mengira polisi itu adalah cowok. Padahal dia merupakan taruni Akademi Kepolisian (Akpol). Sebagai taruni saat itu ia masih berstatus calon polwan atau polisi wanita.

Nah, kini pemilik konten bernama Fabiola Umaida itu sudah resmi diwisuda sebagai taruni. Otomatis ia sudah bisa disebut polwan.

Fabiola merupakan satu dari sekian banyak alumni DBL yang memutuskan merajut cita-citanya sebagai polisi. Fabiola sendiri merupakan alumni DBL Seri Lampung. Ia pernah membela SMAN 2 Bandar Lampung.

Sejak kecil Fabiola sudah bercita-cita jadi polisi. Bukan karena ada background keluarga polisi. "Tidak ada. Orang tua saya bukan polisi. Sejak kecil pengen aja jadi polisi," kata Fabiola.

Fabiola merasa polisi merupakan profesi yang mengharuskan dekat dengan masyarakat. "Saya sendiri suka bergaul. Suka nambah teman. Jadi saya merasa pas jadi polisi," ujarnya. 

Dari sana Fabiola banyak belajar tentang kepolisian. Termasuk jalur-jalur yang bisa ditempuh untuk bisa menjadi seorang polisi.

Sebagai jalur paling prestisius untuk menjadi polisi, Fabiola tentu juga mengincar masuk Akpol. 

Ia mempersiapkan betul agar bisa menembus jalur Akpol. "Setahun penuh aku persiapan Akpol," kenangnya.

Baca Juga: 20 Tahun DBL Edisi Hari Bhayangkara: MVP di DBL, Adhi Makayasa di Akpol

Hobi basketnya -hingga bisa bermain di DBL- menjadi modal berharga saat mempersiapkan diri masuk Akpol. Fabiola merasa dengan bermain basket fisiknya sangat terlatih.

"Kan sebelumnya saya juga menjalani latihan fisik untuk basket. Hal itu jadi modal saya saat tes pembinaan fisik masuk Akpol," ujarnya.

Sejak awal, Fabiola memang merancang bahwa basket dijadikan penunjang mimpinya menjadi polisi. Ia berambisi menjadi pemain basket profesional.

"Jadi hobi saja. Tapi sampai sekarang di Akpol juga tetap main basket," jelasnya.

Bukan hanya fisik yang terlatih, tapi dengan menjadi student athlete di DBL, Fabiola juga mengaku dengan sendirinya bisa menyeimbangkan antara waktu mengembleng fisik dan akademik.

Kata Fabiola ada korelasinya ketika ia bisa menembus Akpol dengan status sebagai student athlete DBL. Sama-sama dituntut seimbang antara fisik dan akademik.

"Gampangnya, otot dan otak itu harus seimbang. Semua itu sudah saya lakukan sejak ikut DBL. Di Akpol juga begitu, bukan otot saja yang harus terlatih, tapi otak juga. Bagaimana bisa memikirkan strategi kalau seimbang," jelasnya.

Oleh karena itu, ia sangat bersyukur bisa merasakan bermain di DBL. Ia juga mengapresiasi seharusnya seperti itulah kompetisi-kompetisi usia dini digelar. Tidak hanya memperhatikan soal fisik pemainnya, tapi juga soal akademisnya.

Fabiola sendiri hanya semusim bermain di DBL Lampung. Tepatnya musim 2018. Meskipun hanya main semusim, namun kenangan itu tak bisa ia lupakan begitu saja. Terutama euforia DBL.

"Sebab meskipun saya mainnya cuma semusim, tapi selama tiga tahun di SMA itu saya terlibat di DBL sebagai suporter sekolah, ungkap Fabiola. 

Ia menikmati betul bagaimana hebohnya kompetisi basket, dance, dan suporter di DBL. "Di DBL itu seisi sekolah jadi terlibat semua. Jadi selalu ditunggu-tunggu," tegasnya.

Kini selepas wisuda, pemain yang pernah menjadi kapten tim basket putri SMAN 2 Bandar Lampung itu tengah menanti penugasan sebagai seorang polisi. Ia sendiri berharap bisa ditugaskan di Satuan Reserse Kriminal atau Reskrim.

"Seru saja ya jadi reserse bisa mengungkap kasus-kasus kriminal," kata Fabiola.

Ia juga senang ketika videonya di TikTok viral, kini makin banyak anak-anak muda aware terhadap Akpol. "Dari sana saya lihat komentar-komentarnya banyak loh anak muda yang tahu apa itu Akpol dan mereka ingin jadi polisi," jelas perempuan yang kini resmi menyandang pangkat Inspektur Polisi Dua atau Ipda itu.

Selamat bertugas Ndan Fabiola. Selamat hari jadi Polri.(*)

Tulisan ini merupakan rangkaian dari serial tentang 20 Tahun DBL bagian peringatan HUT ke-78 Polri. Sejak 20 tahun berjalan, ada begitu banyak "alumni DBL" yang memilih jalur karier sebagai anggota polisi. Beberapa dari mereka menjadi perwira, bahkan ada yang lulus dengan gelar Adhy Makayasa atau lulusan terbaik. 

Klik di sini untuk mengikuti serial 20 Tahun DBL Indonesia.

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya