Looking back, for me personally, those times when we were playing together in high school were one of the most thrilling, memorable experiences throughout my basketball career. Yes, there are times that we were exhausted, burnout during practices, but we did enjoy the hard work.”

...

Kalimat di atas muncul dari mulut Regita Pramesti saat kami ajak berbincang mengenai perjalanan karier basketnya di bagian SMA. Regita adalah bagian dari sejarah panjang dominasi SMAN 1 Denpasar (Smansa Denpasar) di gelaran DBL Bali.

Selama 14 musim DBL Bali digelar, Smansa berhasil keluar sebagai juara di nomor putri sebanyak sembilan kali. Dalam sembilan gelar juara tersebut, Regita bersama dua rekannya, Nirmala Ratih Wijaya dan Winda Ayu Astari menyumbangkan dua gelar juara.

"Saya percaya sebenarnya kami bisa mendapatkan tiga gelar juara kalau DBL kala itu masih memperbolehkan pemain kelas 12 untuk bermain. Akan tetapi, kami melakukan yang terbaik yang kami bisa hingga kami tak punya apapun untuk disesali. Saya juga yakin kami mungkin akan berangkat ke Amerika Serikat tiga kali jika ada kesempatan ke DBL Camp. Hahaha," buka Regita. 

"Uniknya, kami itu waktu SMP adalah rival. Saya sendiri di SMPN 2 Denpasar, sedangkan Winda sama Nirmala di SMPN 8 Denpasar. Kami sering ganti-gantian juara. Cup kali ini saya yang juara, selanjutnya mereka. Kami bermain di satu tim yang sama ketika kami bersekolah di Smansa," terang perempuan lulusan Psikologi di Universitas Pelita Harapan ini. 

Dari lawan menjadi kawan itu yang membuat ketiga pemain ini menjadi kekuatan mengerikan untuk SMANSA. Bahkan, menurut Regita, Smansa tak pernah menemukan kesulitan untuk menjuarai DBL Bali. Lebih lagi, mereka juga mampu juara saat berlaga di Pulau Jawa.

Perempuan yang akrab disapa Tata ini percaya, SMANSA di tahun 2013 sampai 2015 adalah salah satu tim SMA terbaik di Indonesia. 

“Betul, menjadi juara DBL di Bali, ataupun turnamen lain antar SMA se-Indonesia tidak bisa sepenuhnya membuat kami berhak mendapatkan sebutan sebagai tim basket terbaik di SMA se-Indonesia saat itu. Namun, kami bertiga juga terpilih untuk membela tim nasional kelompok umur dan memberikan kontribusi yang besar di turnamen yang kami ikut. Kami memimpin tim di poin, rebound, dan asis per gim".

Pun demikian, Tata tak lupa memberikan apresiasi untuk Smansa, senior, dan pelatihnya dalam membuat dominasi ini terwujud.

"Ada Kadek Pratita Citta Dewi, terus Kadek Rima Anggen Suari, yang sebelumnya juga terpilih sebagai DBL Indonesia All-Star sebelum kami. Mereka membuat standar tinggi untuk tim, membuka jalan, dan terus memberikan dukungan yang kami butuhkan. Tentunya juga untuk para pelatih, dan utamanya, Smansa, yang sangat terbuka dan sepenuhnya mendukung kesempatan-kesempatan yang kami dapat untuk bermain basket mewakili Smansa, Bali, ataupun Indonesia."

Trio putri Bali ini memang harum namanya di kala itu, Bahkan, perbincangan secara nasional pun mereka dapatkan. Tata sendiri melihat kombinasinya dengan Winda dan Nimala memang sulit dihentikan karena ketiganya punya peran yang saling mengisi.

"Nirmala itu posisinya guard. Tapi, dia memang guard yang suka memfasilitasi teman-temannya. Ia lebih suka passing ketimbang mencetak angka seperti kebanyak garda lainnya. Jadi saya dan Winda sangat terbantu dengan kehadiran Nirmala".

"Kalau saya kan memang penembak, pencetak angka, utamnya dari area wing. Jadi saya tinggal cari tempat saja. Nah, Winda kan paling tinggi di antara kami, dia bermain sebagai bigman. Tapi Winda juga bigman yang tangguh. Kuat rebound, dan penempatannya selalu tepat. Nirmala jadi lebih mudah menemukannya di bawah ring," tutur Tata panjang. 

"Selain kami bertiga, sebenarnya ada Fitri Madjid yang juga terus bersama kami di Smansa. Fitri juga memainkan peran besar dalam dominasi Smansa. Satu slot starter lainnya yang baru diisi bergantian oleh beberapa pemain".

Keputusan trio ini bergabung ke Smansa juga tak lepas dari kultur basket Smansa yang sudah terkenal sebelumnya. Selain itu, ketiganya juga berlatih di klub yang sama, satu-satunya klub basket kala itu, Merpati Bali.

Bahkan, ini pula yang kadang membuat mereka kebingungan membedakan mana latihan Smansa dan mana latihan Merpati. 

Selayaknya sebuah cerita, perjalanan trio ini pun akhirnya menemui akhir. Setelah perjalanan kedua ke Amerika Serikat bersama DBL Indonesia All-Star, ketiganya memilih jalan masing-masing.

Tata memutuskan kuliah di UPH sedangkan Nirmala dan Winda menyeberang ke Australia, tepatnya Melbourne, mereka kuliah di kampus yang sama.

"Nirmala dan Winda itu dekat sekali, sudah seperti saudara. Mereka benar-benar dekat karena sudah bersama sejak SMP, SMA, hingga akhirnya kuliah. Saat kami satu tim selma tiga tahun, kami bertemu tiap hari, di sekolah dan di lapangan. Akan tetapi, saya merasa kami dulu belum sedekat itu, belum memiliki ikatan yang dekat. Menariknya, saya lebih merasakan ikatan yang lebih dekat dengan mereka setelah mereka di Melbourne. Kita memang bukan yang sering kontak setiap hari gitu, tapi kami bisa berbincang berjam-jam tentang banyak hal, apa yang sedang kita lalui, keluarga, dan orang-orang terdekat kami," lanjutnya. 

"Saya tahu basket bukan lagi prioritas mereka saat mereka memutuskan kuliah di Melbourne. Akan tetapi, saya sangat mengapresiasi Winda dan Nirmala karena mereka mau pulang dan bermain untuk Bali di PON 2016 Jawa Barat untuk terakhir kali. Meski kondisi mereka jelas sedang tidak yang terbaik, tapi mereka memberikan segalanya di lapangan untuk tim". 

Kini ketiganya sudah meniti karier masing-masing. Tata memang masih berkutat di basket dengan menjadi pelatih untuk Merpati Bali, namun ia juga bekerja sebagai profesional dengan bidang personalia. Winda memilih jalur modeling dan wirausaha. Winda kini sudah kembai ke Bali.

Nirmala pun akan mengikuti jejak Winda untuk kembali ke Bali dalam waktu dekat. Keduanya bahkan menjadi rekan bisnis di usaha food and beverage yang mereka kembangkan.

"Saya senang melihat kami tumbuh masing-masing. Perjalanan yang seru dan penuh cerita. Sampai sekarang kami masih cukup dekat, bahkan secara keluarga masing-masing juga dekat. “

"Kami saling mengisi satu lain, saya merasa kami benar-benar bisa melengkapi sebagai pemain di satu tim yang sama. Sejauh yang saya ingat, kami benar-benar hanya melakukan dua hal di SMA, sekolah dan basket. Tidak ada kisah-kisah romansa remaja atau drama-drama lainnya. Kami hanya mengenal basket. Hahaha," tambah Tata. 

"Kami bertiga lahir di tahun yang sama, bersekolah di sekolah yang sama, dan bermain untuk klub yang sama. Saya rasa faktor-faktor ini yang membuat kami bisa mendapatkan banyak prestasi saat itu. Saya sendiri melihat rasanya sulit untuk Bali memiliki trio seperti kami dalam beberapa tahun ke depan. Trio yang saling melengkapi satu sama lain seperti kami. Namun, saya berharap Bali bisa membuat pemain lain seperti,"Regita, Winda, dan Nirmala" atau bahkan lebih. Terakhir, semua waktu yang saya lalui bersama Winda dan Nirmala adalah waktu-waktu yang terbaik dan saya akan terus mengingat semuanya sepanjang hidup saya," tutupnya. (*)

Beriku daftar turnamen yang diikuti oleh ketiganya:

Event Nasional

- O2SN 2011
- KEJURNAS U-14 2011
- POPWIL 2012
- KEJURNAS U-15 2012 
- PORPROV 2013 
- KEJURNAS U-16 2013
- POPNAS 2013
- PRAPON 2015
- PON 2016

Event Internasional

- DBL Allstar 2013 
- FIBA ASIA U-16 2013 
- FIBA 3x3 World Championship U-18 2013 
- SEABA U-18 2014 
- 3x3 Youth Olympic Games U-18 2014
- DBL Allstar 2014
- DBL Selection 2015 
- FIBA 3x3 World Championship U-18 2015

Ikuti terus serial Story of Glory SMAN 1 Denpasar di DBL.id

Seri pertama: Kisah Smansa Denpasar, Dominasi Bali Lewat Kultur yang Mengakar!

Seri kedua: Coach Rusta dan Keabadian Smansa: Tak Semua Pemain dan Pelatih Siap di Smansa

Seri ketiga: Sinar Terang Yudi Hartawan untuk Smansa Denpasar

Seri keempat: Tantangan Besar Putri Smansa Denpasar dan Akhir Masa I Putu Gede Adi Setiawan

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024