Ada beragam cara bagi teman-teman students athlete dan sekolah untuk bisa berlaga di Honda DBL with Kopi Good Day 2023-2024. Ada yang rela menyeberang pulau lalu menginap selama kurang lebih satu minggu.
Melakukan perjalanan darat sejauh sepuluh jam demi bisa melantun, hingga rela menempuh waktu dua hari lewat perjalanan darat dan udara demi bisa menuju ke Kopi Good Day DBL Camp 2024. Semua dilakukan demi bisa merasakan atmosfer persaingan kompetisi basket antarpelajar terbesar di Indonesia.
SMAN 1 Langsa, Kota Langsa, Aceh merupakan salah satu dari banyak contoh perjuangan mereka demi bisa tampil di DBL Aceh. Musim 2023-2024 momen kembalinya srikandi Smansa Langsa di peta perburuan gelar juara.
Baca juga: Keren! Ricky Lesmana Satu-satunya Pelatih yang Berangkat All-Star Tiga Kali
Ya, Smansa Langsa sempat vakum satu musim. Demi bisa bermain di DBL Aceh mereka harus menempuh jarak waktu selama delapan jam lebih di perjalanan. Jelas pulang di laga awal menjadi hal yang mereka takutkan.
Pada DBL Aceh 2023, srikandi Smansa Langsa keluar sebagai kampiun. Hal ini menambah daftar piala DBL Aceh untuk sekolah yang beralamat di Jalan Jendreal Ahmad Yani, Paya Bujok Seluemak, Kecamatan Langsa Baro.
Baca juga: Setengah Jam bersama Pelatih DBL Indonesia All-Star 2024 Risdianto Roeslan
Selain permainan fenomenal Mutia, pemain andalan Smansa, ada peran Andi Susanto di balik keberhasilan Smansa Langsa meraih gelar juara. Coach Andi sendiri tahun ini berangkat menuju Kopi Good Day DBL Camp 2024. Ia sendiri juga sudah cukup dekat dengan dinamika regenerasi SMAN 1 Langsa.
Tantangan dan kendala menjadi makanan sehari-hari. Simak perbincangan tim DBL Play dengan coach Andi.
Berangkat DBL Camp 2024 bukan pengalaman pertama untuk coach Andi?
Benar, ini (berangkat DBL Camp) merupakan kali kedua bagi saya setelah sepuluh tahun yang lalu (2014) pertama kali berangkat.
Menurut coach Andi, DBL Camp untuk para pelatih itu seperti apa?
Saya punya pandangan DBL Camp ini bukan hanya sebagai ajang para pelatih untuk berkumpul serta berkompetisi juga. Justru lebih dari itu. DBL Camp sebenarnya merupakan sarana bagi para coaches di Indonesia untuk memperdalam ilmu bola basket. Selain itu juga untuk pengembangan wawasan ilmu kepelatihan bola basket itu sendiri.
Apa saja yang coach Andi siapkan sebelum berangkat ke DBL Camp 2024 kemarin?
Kebetulan saya berasal dari daerah yang mungkin kesempatan seperti ini (berangkat ke DBL Camp) sangat jarang didapat. Sejak awal saya sudah mempersiapkan diri untuk bisa belajar banyak. Harapannya jelas ilmu dan pembelajaran yang saya dapat bisa dibawa pulang dan diterapkan di Langsa.
Membawa pulang ilmu dan pembelajaran, lalu diterapkan. Semua itu untuk apa sih coach?
Saya ingin membangun dan mengembangkan iklim bola basket di daerah menjadi lebih baik ke depannya. Sama-sama belajar dan berkembang bersama.
Balik ke perjalanan coach Andi. Sudah dua kali ikut DBL Camp dan banyak yang bilang DBL Camp itu gitu-gitu saja. Menurut coach Andi yang sudah dua kali bagaimana?
Jelas ada perbedaannya. Saya merasa DBL Camp kali ini semakin jauh terus berkembang dari sebelumnya (yang pernah diikuti). Justru saya merasa seperti baru pertama kali mengikutinya.
DBL Camp dari tahun ke tahun semakin serius memperhatikan serta membangun olahraga basket utamanya di tingkat pelajar. Mereka berkembang bersama dengan perkembangan bola basket itu sendiri.
Berarti coach Andi datang sebagai anak baru di DBL Camp?
Benar, Mas. Sejak awal saya ingin bisa terus belajar dan mengikuti perkembangannya (bola basket). Lebih luas lagi saya punya pandangan ada ketertinggalan yang sangat jauh terkait iklim dan perkembangan basket di pulau Jawa dan dengan daerah-daerah.
Melihat ada jarak antara daerah satu dengan daerah lain, apakah itu menjadi beban tersendiri coach?
Lebih ke tanggung jawab besar saat menerapkan dan membagikan ilmunya. Masih butuh banyak belajar terus di mana saja dan kapan saja. Agar bisa terus berbuat untuk olahraga basket dengan baik dan tepat.
Sebagai pelatih yang tumbuh di daerah, kendala terbesarnya itu apa?
Mungkin masalah-masalah yang ditemui oleh saya secara umum juga dihadapi banyak pelatih-pelatih di daerah yang kondisinya tertinggal dalam perkembangan bola basketnya. Paling klasik ya memang terkait fasilitas yang tidak memadai.
Belum lagi beberapa faktor lain seperti kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) penggerak, tidak begitu banyak jalur beasiswa untuk ke jenjang yang lebih tinggi (kuliah). Bagi student athlete punya prestasi dan bisa mendapat beasiswa jelas menambah minat mereka untuk terus giat berlatih.
Belum lagi anggapan bahwa kegiatan olahraga adalah kegiatan yang serba mengeluarkan biaya. Sampai saat ini belum ada contoh atlet atau pelatih yang bisa dijadikan role model bagi anak-anak dan orang tua untuk mengarahkan ke sana (menekuni basket).
Sebanyak itu kendala atau masalah, sempat membuat coach Andi menyerah?
Tidak. Tidak sama sekali. Saya sudah berjalan dalam waktu yang tidak singkat. Semua hal (kendala dan masalah) itu saya jadikan sebagai tantangan. Memang dibutuhkan keikhlasan dan kesabaran. Untuk urusan energi dan semangat menularkan basket ke anak-anak memang pasang surut. Tapi bagi saya ini semua hanya proses yang harus dinikmati.
Untuk basket Langsa sendiri, apa harapan terbesar coach Andi?
Harapan besar saya seiring berjalannya waktu Tuhan memberikan jalan kemudahan bagi saya dan pihak lainnya untuk menghadapi tantangan-tantangan itu semua. Kelak nanti muncul pemerhati yang peduli.
Mau berbagi serta bersama-sama ikut membangun dan mengembangkan olahraga bola basket di daerah. Karena menurut saya impian saya juga menjadi impian banyak anak-anak pencinta basket di Langsa. Semoga bisa terwujud dan tercapai. Aamiin.
Aamiin coach. Itu tadi pertanyaan terakhir saya, terima kasih banyak atas waktunya sudah mau diwawancara.
Baik, sama-sama, Mas.
Profil Andi Susanto bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap).