ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Tangkapan lensa suasana salah satu laga di DBL Central Java Series 2024 yang berlangsung di Sritex Arena

Dominasi Semarang di DBL seri Central Java. Sejak bergulir 2008, DBL seri Central Java selalu memberi kejutan setiap tahunnya. Mulai dari perpindahan mahkota juara hingga terbit dan karamnya hegemoni salah satu sekolah.

Berbeda dengan beberapa series penyelenggaraan, DBL Central Java dibagi menjadi dua wilayah, Solo dan Semarang. Nantinya tim terbaik perwakilan Solo dan Semarang bertemu di final memperebutkan status sebagai penguasa DBL Central Java.

Terhitung hanya ada dua sekolah asal Solo yang pernah merasakan gelar juara. Plus ada satu wakil dari Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan satu sekolah asal Salatiga yang juga sempat memegang mahkota juara. Sisanya sekolah-sekolah asal Semarang saling berganti mengisi daftar juara.

Sejak 2010, perwakilan dari pemenang dua wilayah selalu bertemu di partai final. Pada final DBL Central Java 2013 misalnya. Srikandi Regpac (SMA Regina Pacis Surakarta) gagal menjaga asa mereka juara di rumah sendiri setelah tumbang melawan SMA Theresiana 1 Semarang dengan skor akhir 36-22.

Duel sengit garda SMA Regina Pacis Surakarta ketika melawan SMA Theresiana 1 Semarang pada final DBL Central Java Series 2013 (sumber foto: Solopos)

Cerita tersebut terulang pula di sektor putra. Kala itu pasukan Regpac kewalahan membendung serangan demi serangan kesatria Theresiana. Putra Theresiana berhasil mengawinkan gelar juara setelah sukses mengalahkan Regpac dengan skor 43-18.

Baca juga: Ferry Setyawan, Sosok di Balik Moncernya SMA Pelita Nusantara Kasih di DBL Solo

Sejatinya perkembangan bola basket di Solo juga tak kalah dengan Semarang. Tarik mundur pada tahun 2010, tepatnya pada final DBL Solo 2010 misalnya. Tercatat jumlah penonton yang hadir tembus 6.000 penonton di Sritex Arena! Ya, lebih dari 6.000 orang silih bergantian memadati Sritex Arena.

Tangkapan lensa atmosfer Final DBL Solo 2010 dengan jumlah penonton 6.000 orang silih berganti memadati Sritex Arena (Sumber foto: Mainbasket)

Memecahkan rekor yang sudah tidak tersentuh selama 15 tahun, yaitu ketika gedung mewah ini kali pertama dibuka pada 1995. Waktu itu, gedung pertandingan ini masih dikenal dengan nama GOR Bhinneka.

Perlahan namun pasti fondasi yang telah dibangun mulai dituai pada musim-musim setelahnya. Pada DBL Central Java 2015, putra SMA Regina Pacis Solo akhirnya berhasil merusak hegemoni sekolah asal Semarang. Ya, mereka menjadi sekolah asal Solo pertama yang berhasil menjadi jawara DBL Central Java.

Meskipun setelah itu DBL Central Java masih dikuasai oleh sekolah asal Semarang, sekolah asal Solo mencoba mengusik di partai final. Baru pada musim 2021, sekolah asal Solo kembali ke takhta juara.

Baca juga: Semua Bisa! Daftar Rookie yang Tembus Jajaran DBL Indonesia All-Star 2024

SMA Warga Surakarta menjelma menjadi tim menakutkan. Mereka berhasil mengawinkan gelar juara DBL Central Java! Menjadi sekolah asal Solo pertama yang berada di daftar panjang jawara DBL Central Java.

Setelah itu sekolah-sekolah asal Semarang tampak bersahabat di Sritex Arena. Buktinya pada musim 2022 dan 2023 mereka selalu berhasil mengungguli sekolah asal Solo ketika melantun di Sritex Arena.

Baca juga: 15 Sekolah Penyumbang Pemain Terbanyak di DBL Indonesia All-Star

Paling terbaru pada 2023 final DBL Central Java diisi oleh dua sekolah asal Semarang. Pada sektor putri SMA Tritunggal bertemu dengan SMA Terang Bangsa Semarang. Pada sektor putra SMA Karangturi Semarang melawan SMA Tritunggal Semarang.

Sudah dua musim abas Solo harus puas menjadi penonton di kandang sendiri. Menarik untuk ditunggu perjalanan wakil Solo di DBL Central Java musim depan! Menanti gebrakan dan warna baru sekaligus memutus hegemoni sekolah asal Semarang, Semua bisa.

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY