Selamat Hari Kartini! Tepat pada 21 April, rakyat Indonesia memperingati Hari Kartini yang merupakan hari nasional.
Raden Ajeng (RA) Kartini merupakan sosok perempuan yang tangguh, berani, dan sangat berjasa untuk emansipasi wanita di Indonesia. Kartini sangat kental dengan urusan kesetaraan hak dan kewajiban untuk seorang wanita.
Nina Yunita, pelatih dari SMAN 3 Jakarta, sekaligus salah satu Second Team Honda DBL with Kopi Good Day 2023 Jakarta Series, turut membeberkan arti Kartini untuk dirinya pribadi sebagai pelatih basket.
Nina sendiri merupakan seorang wanita yang telah menggeluti profesinya sebagai pelatih sejak 2008 lalu. Ia mengalami banyak perubahan sejak pertama kali dirinya melatih hingga saat ini. Terutama soal meningkatnya angka pemain dan pelatih basket putri di Indonesia.
Baca juga: Cerita Pelatih: Nina Yunita, Pencapaian dan Harapannya untuk Basket Indonesia
"Kalau dulu, pemain basket putri dalam satu klub itu mungkin hanya satu atau dua orang aja. Pelatihnya pun juga demikian. Tapi, kalau sekarang, udah banyak banget. Apalagi Timnas Putri kita sempat raih emas di SEA Games 2023 kemarin," paparnya.
Sepuluh tahun lebih Nina merintis sebagai seorang pelatih basket. Mulai dari pelatih Sekolah Dasaar (SD) hingga melatih tim profesional pernah ia lakoni. Jejak langkahnya itu membuat Nina sadar kini seorang wanita punya porsi yang sama di bidang olahraga. Khususnya basket.
Sebelumnya, olahraga dianggap sebagai kegiatan yang maskulin dan tabu untuk seorang wanita. Namun, zaman telah berubah. Banyak atlet wanita yang mulai bersinar. Mereka punya kesempatan dan peluang yang sama dengan laki-laki.
"Gue juga bersyukur banget sekarang perempuan punya porsi yang sama dengan laki-laki di basket Indonesia. Kita sebenarnya terbantu juga dengan adanya sosial media. Tapi selain itu, memang sebenarnya atlet perempuan punya potensi yang sama bagusnya dengan laki-laki," ujarnya.
Baca juga: Christian Andy: Membina Jubilee dari Awal Hingga Jadi First Team di DBL
Sebagaimana Kartini yang memperjuangkan kesetaraan hak dan kewajiban wanita, Nina juga melihat bahwa pebasket wanita punya masa depan yang cerah di masa depan.
"Sudah kelihatan, misalnya dari student athlete, kita punya Maxine Maria yang lagi belajar di Amerika. Ada juga Clara (Clarissa Evangeline). Berkat sosial media, orang-orang jadi sadar kalau pebasket perempuan itu memang bagus-bagus. Ditambah, pebasket perempuan ini memang punya skill yang oke juga," tukasnya. (*)