DBL Camp, Kisah Tiga Babak Penuh Proses

| Penulis : 

Dongeng yang mesti diwartakan. Sebentar lagi kamp basket terbesar di Indonesia segera digelar. Kopi Good Day DBL Camp 2024 namanya. Jakarta kembali ditunjuk oleh teman-teman DBL Indonesia untuk menggelar serangkaian aktivitas padat kamp selama kurang lebih sepekan (23-28 April 2024).

Ini merupakan tahun kedua DBL Camp dihelat di GOR (Gelanggang Olahraga) Soemantri Brodjonegoro, setelah sukses menggelar untuk pertama kalinya musim lalu.

Sekadar pengingat, DBL Camp menjadi penutup rangkaian satu musim Honda DBL with Kopi Good Day 2023-2024. Siapa saja yang berhak di sana? Mereka  (student athlete ) yang terpilih dari 30 kota. Dari ujung barat Indonesia, Aceh, hingga wilayah paling timur Indonesia, tanah Papua.

Para campers (begitu kami memanggilnya) datang bukan hanya berlatih dan belajar. Mereka juga bersaing untuk memperebutkan 12 tempat demi menyandang status sebagai Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star 2024.

Baca juga: Soroti Peluang All-Star 2024 Terbuka Lebar, Dimaz Muharri: Campers Harus Tough!

Pada perjalananannya selama satu pekan di kamp, mereka perlu melahap beragam drill dan berbagai aktivitas. Mulai dari terang hingga berganti ke gelap malam.

Barangkali dongeng mengenai DBL Camp terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama campers diajarkan untuk terus mengisi gelas yang kosong selama satu pekan lamanya. Tidak mudah mengingat hal paling sulit adalah keinginan untuk terus belajar dan berbenah demi pribadi yang lebih baik di hari esok. Bagian kedua adalah melawan diri sendiri. Melampaui batas dan menatap ratap.

Seberapa sering para campers mengelap keringat dengan jersei mereka di lapangan membuat rasa lelah selama kamp adalah sebuah kepastian. Jatuh, luka, sobek, hingga jahitan kerap kali menyapa mereka selama satu pekan lamanya. Musim lalu Monica Selviana, campers asal SMA Stella Duce 1 Yogyakarta adalah contoh paling nyata di balik perjuangan sampai titik nadir.

Pelipisnya sempat robek yang membuat dirinya harus mendapat penanganan khusus. Menyerah? Tidak, permainannya jauh lebih meledak-ledak. Satu tempat pun berhasil ia amankan di skuad elite DBL All-Star.

Beruntungnya DBL Camp lekat dengan cara-cara sederhana menikmati proses. Pun demikian ketika berdamai dengan diri sendiri. Berjuang bersama untuk melampaui batas dan setiap sekat. Perjalanan Halmaheranno selama satu pekan di DBL Camp musim lalu rasanya menjadi perjalanan penuh dengan menikmati proses.

Pada tahun keduanya berangkat di DBL Camp, Ranno berangkat dengan spirit nothing to lose. Tahu bahwa banyak saingan di posisinya, ia hanya ingin memberikan yang terbaik pada setiap kesempatan.

Baca juga: Pertarungan Paling Terbuka DBL All Star dalam Satu Dekade Terakhir

Benar saja, kala berjalan untuk maju ke depan bersama penggawa All-Star lainnya, Andrew Vlahov memberi kredit khusus kepada dirinya, “Katanya dia (Andrew Vlahov) suka sama kerja kerasku selama kamp,” terang Ranno. Menikmati setiap proses di DBL Camp adalah refleksi diri bagi para campers secara tidak langsung.

Bab terakhir menjadi kisah lain yang patut dirayakan. Perjuangan setengah mati selama sepekan dan hal-hal nonteknis yang membuat diri tabah. Hingga tiba malam penetuan, oleh pendar lampu-lampu kota Jakarta yang tentu dingin.

Sesekali mata terpejam dihipnotis khalayak ramai menyaksikan ritus sakral (pengumuman Kopi Good Day DBL Indonesia All-Star). Itulah waktu-waktu malam menjadi lebih panjang dari biasanya.

Baca juga: Warga Jakarta Merapat! Kopi Good Day DBL Festival 2024 Segera Hadir

Satu yang tidak bisa dipungkiri ada harapan di ujung penantian. Doa-doa panjang mulai terucap dan amin kerap kali membersamai sebagai penutup paling mulia.

Sejatinya DBL Camp adalah sebuah perjuangan. Nilai-nilai olahraga menjadi marwah di dalamnya. Ada yang bersinar, ada yang tenggelam menjadi sebuah kepastian.

DBL Camp menjadi jalan bagi banyak teman-teman untuk merawat mimpi, ketabahan hati plus membuka wawasan lebih luas lagi. Ada amarah yang mengambang pelan-pelan di jam-jam ritus dimulai. Hari itu, campers diuji dua hal sekaligus: keteguhan hati dan bebalnya perasaan.

Baca juga: Experience Camp 2024 Buka Pendaftaran, Ada Menu Latihan hingga Fasilitas Baru!

Cinta yang tidak pernah diuji adalah cinta yang omong kosong belaka. Dan ini adalah ujian para campers tentang kecintaan mereka dengan mimpi besarnya. Jelas, berhenti bukan pilihan sama sekali.

Menyambut hari esok (kala DBL Camp berlangsung) adalah kredo paling pelik tiap kali DBL Camp dirayakan. Merawat semangat, memupuk asa serta impian. Maka, nikmatilah DBL Camp dengan khidmat. Dan dongeng tentang DBL Camp adalah sebuah kebenaran yang mesti diwartakan. Sampai jumpa di sana! Di sisa musim yang dekat sekali.(lou)

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa