ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Dua kali mengikuti DBL Camp tidak membuat semuanya terasa lebih mudah. Justru, jadi lebih sulit. Persaingan kian kompetitif, tanggung jawab semakin besar, harapan dan tekanan juga banyak diterima.

Perasaan itu dialami oleh Kezia Ashley Kawilarang. Pemain asal SMA Saint John's School itu mengaku, kali kedua mengikuti DBL Camp ini ia mempunyai target yang tinggi. Target itu, lanjut Kezia, juga sulit ia dapatkan.

"Bagiku, target yang paling sulit aku dapatkan itu terpilih jadi DBL Indonesia All-Star," cetusnya. Ya, memang tidak ada yang instan di dunia ini. Apalagi soal basket. Olahraga bola basket sendiri dikenal sebagai olahraga repetitif.

Baca juga: Cerita Pengalaman Kezia Kawilarang di DBL Banten dan Cara Jitunya Raih All-Star

Pemain harus berulang kali berlatih, berkali-kala mengasah kemampuan, sambil menerapkan pola-pola permainan di lapangan. Untuk Kezia sendiri, ia telah menekuni olahraga ini sejak dirinya duduk di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD).

Tidak mudah baginya berada di titik ini. Terpilih dua kali menjadi campers (sebutan peserta DBL Camp). Kezia bercerita, tak jarang dirinya mendapat suara miring atas kemampuannya di lapangan.

Terlebih tahun-tahun awal dirinya ada di bangku SMA. Suara-suara minor itu kerap diterima Kezia sepanjang bermain basket. Ia semakin mengucilkan hati ketika pelatihnya juga sempat tidak percaya dengan kemampuannya.

Baca juga: Bench Talk: Motivasi Besar Marcelo Arok Ada di Diri Saudara Kembarnya...

"Aku pernah gak dipercaya sama pelatih saat tanding di turnamen antarklub. Di situ aku dapat minute play yang dikit dan itu jadi berdampak ke performa game aku. Itu aku kepikiran banget," ungkapnya.

Dari pengalamannya ini, Kezia juga sempat tidak mampu memberikan performa maksimal di lapangan. Pikiran negatif yang mampir di kepalanya begitu berpengaruh untuk penampilannya.

Meski demikian, Kezia dikenal sebagai pemain yang pantang menyerah. Terbukti, ia berhasil bangkit dari keterpurukan dan terpilih menjadi bagian First Team di DBL Banten pada 2023 lalu. Tahun pertama Kezia mengikuti DBL Camp.

Bagai tertimpa durian runtuh. Di tahun yang sama, Kezia juga lolos seleksi Kejurnas DKI. "Bagiku, itu momen turnback point buatku di basket," ujarnya.

Sekali lagi. Jalan Kezia tidak selalu mulus. Tahun keduanya ikut DBL Camp ini, Kezia merasa tidak ada yang lebih mudah. Semuanya masih sama sulitnya. Terutama soal mengejar target All-Star di tahun ini.

"Aku mau mencapai target-target aku yang terbaik. Itu yang bikin aku termotivasi buat buktiin kemampuan aku di lapangan," tutupnya. (*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY