JAKARTA - Empat puluh menit bertarung di lapangan. Kedua tim sama-sama ngotot buat menang. Jelas, ini pertandingan dengan gengsi yang tinggi. Wajar saja. Sebab, keduanya punya history. SMA Kolese Gonzaga berjumpa lawan yang sama persis di tahun ini. Yakni: SMA Al-Izhar Pondok labu.

Tahun lalu, AIPL (julukan SMA Al-Izhar) sukses meredam keganasan Gonzaga di semifinal wilayah Jaksel. Tahun ini keduanya kembali bersua, hanya saja di babak yang lebih dini. Jangan tanyakan lagi soal pertandingan. Ketat, panas, dan krusial!

Pil pahit kembali diterima Gonzaga. Sekali lagi, mereka takluk dari AIPL. Namun, yang bikin takjub adalah saat buzzer panjang berbunyi. Ketegangan meredam. Para pemain AIPL minim selebrasi. Nggak berlebihan. Mereka sadar, pertarungan sudah usai. Ini soal respek kepada tim lawan. RSF.49 (julukan suporter AIPL) yang tak henti bersorak sepanjang laga sontak tak bergeming, hening. Mereka angkat topi untuk Gonzaga.

Mimik kekecewaan nggak bisa ditutupi lagi, emosional! Punggawa Gonz yang dikenal garang, larut dalam gelimang  air mata. Ratusan Laskar Gonz yang mengawal punggawanya di lapangan. Berdiri, berteriak, menabuh perkusi demi beri 'tekanan' pada rival lamanya itu, seketika terdiam. Mereka ikut merasakan pil pahit itu.

Momen itu menyulut perasaan seisi GOR Bulungan. Kegagalan Gonzaga bukan semata-mata gagal di hadapan ratusan RSF.49. Sebaliknya, mereka mengangkat tangan seraya memberi penghormatan bagi lawannya. Mereka sadar ini bukan waktu yang tepat untuk merayakan selebrasi.

Tidak ada provokasi. Tidak ada rasa dendam. Tidak ada caci maki. Yang ada hanya rasa kebersamaan. Di lapangan, para punggawa AIPL memeluk erat pemain Gonzaga. Kedua tim saling memberi penghormatan bagi dua supporter yang sepanjang laga tak henti meneriakan yel-yel kebanggan.

Keduanya melebur. Berkumpul ke tengah lapangan untuk saling mendukung. Berdoa bersama. Bersyukur atas pertandingan yang telah usai. Apapun hasilnya. Siapapun pemenangnya. Kedua tim ini luar biasa. Tensi yang tinggi selama 40 menit berlangsung, bisa teredam hanya dalam hitungan menit. Bukan menit, tapi detik!

Ini bukan hanya soal persaingan. Melainkan perasaan menghargai perjuangan hingga titik darah penghabisan. Respect for them. This is beautiful moment. Jaksel, berkesan kemarin malam. Yang seperti ini hanya ada di Honda DBL...

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan