Fall down seven times, stand up eight. Begitu gambaran yang dirasakan oleh Ashabal Jannatil, penggawa SMAN 1 Sijunjung pada Honda DBL with Kopi Good Day 2023 West Sumatera Series.

Tidak mudah memang bagi srikandi SMAN 1 Sijunjung untuk melantun di DBL Padang. Jarak adalah faktor utama. Jarak antara Kabupaten Sijunjung dengan Kota Padang membutuhkan waktu tempuh tiga jam perjalanan.

Namun hal tersebut terbayarkan dengan prestasi yang secara konsisten dijaga oleh para srikandi. Musim ini srikandi SMAN 1 Sijunjung menjadi runner up DBL Padang. Bagi Acha (sapaan karibnya) pribadi, ini merupakan kali kedua dirinya terpilih untuk mengikuti Kopi Good Day DBL Camp.

Melihat pencapaian Acha yang perlahan namun pasti meningkat dan konsisten, ternyata ada beberapa orang yang coba untuk menjatuhkan.

Baca juga: Bench Talk: Hujatan Bakar Semangat Audytho Almina untuk Bangkit

“Aku tahu gak ada yang mudah. Apalagi kan mempertahankan prestasi buat bisa kamp lagi. Butuh kerja keras, apalagi ada orang yang coba jatuhin aku,” ujarnya.

Yup, Acha tak menyebutkan pasti orang-orang yang coba menjatuhkan dirinya siapa saja. Namun, dia bercerita bahwa bara api semangat yang ada pada dirinya coba dipadamkan.

“Pokoknya itu coba jatuhin semangat aku. Di Sijunjung tuh klub masih belum banyak, dan aku sekarang lagi ada di fase ini (merasa dibatasi),” ungkapnya.

Hal ini yang membuatnya menarik diri dari bermain basket dan memilih untuk mengalihkan ke hal yang lain. “Satu bulan ini aku off ngebasket. Aku lebih fokus main catur. Kadang suka nangis sendiri, kayak pahit banget sampai seperti ini. Aku sempat mau nyerah,” terangnya.

Baca juga: Bench Talk: Baru Tekun Basket, Laudy Kafa Dapat Banyak Keuntungan!

Ketika hal-hal tersebut terlintas di pikirannya, Acha menyimpannya sendiri dan tak jarang air mata pun membasahi pipinya. Dan kedua orang tuanya lah yang menjadi sumber semangat sekaligus fondasi utamanya untuk membuktikan.

“Aku latihan di rumah sendiri. Di klub juga tapi jarang. Kalau kata Ayah orang latihan dua jam kita harus empat jam kalau mau mencapai apa yang kamu mau gitu. Sekarang juga bunda sudah kepikiran untuk mending basketnya latihan private gitu,” cetusnya.

Ada satu ucapan dari sang ayah yang dijadikan oleh Acha sebagai pegangan untuk menghadapi orang-orang yang berusaha menjatuhkannya.

“Ayah aku bilang tandanya kamu pohon besar. Kalau pohon besar banyak angin yang menerpa. Beda sama rumput yang mudah diinjak. Itu sih yang aku jadikan pegangan,” tandasnya.

Baca juga: Bench Talk: Andrea Corina Mengenang Momen Indah Bersama Mendiang Pelatih Queens

Kepada kami, Acha berbagi cerita dan apa yang kini ia rasakan. Merasa sedang dibatasi dan banyak orang berusaha menjatuhkannya.

Menjadi kurang percaya diri ketika melantun. Terima kasih Acha telah berbagi cerita! Fall down seven times, stand up eights! Keep ur heads up, Acha!(*)

Statistik pemain ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap).

Populer

Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Menuju Championship Series: Dian Harapan Andalkan Dua Pemain Kunci
Fabiola Umaida, Dulu Kapten Basket Kini Merajut Mimpi Jadi Reserse Polisi
Bener Nggak Sih Olahraga Malam Nggak Bagus Buat Kesehatan?