Kuater kedua pertandingan basket tim putra SMA Kolese Santo Yusup (Kosayu) kontra SMA Kalam Kudus menyisahkan beberapa detik saja. Poin kedua tim sama kuat: 16-16. Tegang!
Apalagi suporter kedua tim tak henti-hentinya menabuh drum. Beradu sekeras mungkin menyanyikan chant. Juga saling beradu koreo.
"Ndredeg aku. Sik tak ndelok HR-ku (heart rate) piro," ujar seorang pria yang duduk di kursi VIP GOR Bimasakti, sembari melihat smartwatch-nya.
Pria itu datang bersama istrinya. Nonton laga Kosayu kontra SMA Kalam Kudus, yang berlangsung Sabtu malam, 12 Agustus 2023.
Pria itu tak lain adalah Irawan Djakaria. Ia merupakan Ketua Ikatan Alumni Kosayu.
Naman Irawan Djakaria di dunia olahraga sepeda juga lumayan terkenal. Sebab Irawan adalah ketua Ratjoen CC. Itu adalah nama salah satu komunitas sepeda terbesar di Indonesia, yang berada di Kota Malang. Di dunia komunitas sepeda, Irawan biasa dipanggil Pak Kom,
“Mumpung saya sudah beres bekerja, jadi saya sempatkan nonton Kosayu. Ini bentuk kecintaan pada almamater,” ucap Pak Kom, yang merupakan alumnus Kosayu angkatan 1989 itu.
Ikatan Alumni Kosayu ternyata kompak dalam berbagai kegiatan. Termasuk tetap mendukung berbagai kegiatan Kosayu. Salah satunya ketika Kosayu tampil di Honda DBL With Kopi Good Day 2023 East Java Series-South Region atau Seri Malang.
Banyak support diberikan Ikatan Alumni Kosayu di belakang layar. Salah satu kontribusi alumni Kosayu adalah kostum maskot tim basket yang bernama Joseph. Maskot itu berbentuk burung phoenix.
“Itu kalau dilihat di jersey-nya maskot kan nomor punggungnya 89. Nah itu adalah salah satu sumbangsih dari alumnus Kosayu angkatan 89,” cerita Pak Kom.
Pak Kom sangat mengapresiasi gelaran kompetisi DBL. Menurutnya DBL merupakan ajang yang menjadi fokus sekolah. DBL menjadi peluang bagus untuk semakin memperkenalkan nama sekolah.
“Salah satu program kami itu adalah memajukan Kosayu. Jadi itulah kenapa kami mendukung anak-anak di DBL. Sebab event ini membawa nama sekolah,” ujar Irawan.
Bukan hanya itu, Pak Kom menyebut DBL juga dibutuhkan oleh anak-anak muda untuk bisa berkembang dan melakukan kegiatan positif.
Pak Kom merasa sekarang harusnya setiap sekolah itu sadar bahwa ajang sebesar DBL bagus untuk memperkenalkan sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah harus mendukung siswanya ikut dalam kegiatan positif seperti yang ada di DBL.
Pak Kom sendiri sebelum menekuni olahraga sepeda, ia cukup aktif bermain basket. Ia mengenal basket sejak SMA. Tak ayal ia tahu, siapa saja sekolah yang selama ini menjadi musuh bebuyutan Kosayu di dunia basket.
“Rival kami itu Dempo. Jadi kalau dua sekolah bertemu, saya jamin pasti ramai dan pasti keduanya akan berusaha maksimal untuk menang," ungkapnya. Dempo merupakan julukan SMA Santo Albertus Malang.
Pak Kom begitu antusias menikmati pertandingan Kosayu vs Kalam Kudus. Beberapa kali ia berteriak kesal ketika pemain Kosayu gagal mencetak poin dari aksi yang seharusnya berbuah angka.
Ia sedikit lebih tenang ketika memasuki kuarter keempat, Kalam Kudus seolah sudah kehabisan bensin. Tak mampu membendung perlawanan Kosayu. Dan, malam itu Pak Kom bisa full senyum. Kosayu menang 36-23 asal Kalam Kudus.
Kosayu pun lolos ke playoffs dengan status juara grup. Pak Kom berharap Kosayu bisa juara. Tidak hanya di Malang, tapi di Surabaya juga nantinya.
"Kami sebagai alumni memberikan dukungan penuh untuk student athlete Kosayu,” pungkasnya.(*)