Dari Surabaya untuk Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwa Surabaya merupakan salah satu kiblat utama dari perkembangan basket Indonesia. Tak jarang pemain-pemain hebat Tanah Air lahir dari Kota Pahlawan ini.
Utamanya setelah kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia bertajuk Honda DBL hadir di Surabaya sejak tahun 2004 silam. Setelah berjalan hampir dua dekade, Honda DBL benar-benar memberikan dampak besar dalam kemajuan basket Indonesia.
Penyaringan pemain basket muda berbakat akhirnya memiliki wadah yang cukup kompeten. Dengan begitu, Honda DBL berhasil membangun persaingan pada olahraga basket menjadi lebih kompetitif.
Bahkan antusiasme tinggi yang tak pernah padam dari warga Surabaya seakan-akan ikut berperan dalam membangkitkan hype basket di Tanah Air. “Antusiasme student-athlete dan warga Surabaya kalau tentang basket tuh besar banget,” ucap Cliffton Wijaya, pemain SMA St. Louis 1 Surabaya.
“Menurutku faktor itu yang akhirnya membuat persaingan di sini sangat bagus. Aku bangga sekaligus beruntung banget ya bisa lahir dan besar di Surabaya, karena bisa mengikuti perkembangan basket yang sangat pesat di sini,” tambahnya.
Elang Satria Rajendra Dewanto, pemain SMAN 2 Surabaya yang sukses menembus KFC DBL Indonesia All-Star 2023 pun sepakat. Dan beranggapan bahwa Surabaya merupakan salah satu kota penghasil pemain basket terbanyak di Indonesia.
“Surabaya itu terkenal banget sama pemainnya yang jago-jago, termasuk di olahraga basket ini. Bangga banget ya pastinya karena bisa terlibat dalam persaingan yang memaksa aku buat ikut berkembembang juga,” kata Elang.
Dhimas Aniz selaku pelatih SMAN 2 Surabaya
Di balik persaingan tersebut, tentu tidak lepas dari dukungan fasilitas yang begitu memadai. Tak heran jika Surabaya tak pernah absen untuk menyumbangkan pemain basket hebat hingga pada kompetisi berskala internasional.
“Surabaya itu rumahnya DBL. Semua anak muda khususnya yang hobi bermain basket pasti ingin sekali punya kesempatan bermain di Honda DBL karena dikemas sangat menarik dan meriah," jelas pelatih SMAN 2 Surabaya, Dhimas Aniz.
"Dari situ akhirnya terbentuk fasilitas yang sangat memadai di sini. Melihat anak-anaknya juga pada semangat untuk bersaing,” imbuh pelatih yang akrab disapa coach Ublek. (*)