KFC DBL Camp akan digelar di Jakarta untuk pertama kalinya. Tepat pada 8 Mei 2023 nanti, pemain terpilih dari 31 kota dan 23 provinsi di Indonesia akan diseleksi bersama pada pemusatan latihan itu untuk menjadi 12 pemain terbaik. 

Ada dua hal penting yang harus dimiliki campers (sebutan pemain di DBL Camp) jika ingin menjadi bagian KFC DBL Indonesia All-Star 2023. Yaitu komitmen dan kerja sama. 

Dua hal itu dikatakan Andrew Vlahov, pelatih dari WBA sekaligus Head Coach DBL Camp 2023, menjadi faktor penilaian mereka dalam menyeleksi ratusan campers menjadi 12 pemain terbaik. 

Lalu, kenapa komitmen dan kerja sama tim menjadi hal yang begitu penting untuk dimiliki campers?

Andrew Vlahov mengatakan dua hal ini begitu penting dimiliki oleh student athlete. Sebagai pemain amatir, di level SMA, pebasket muda setidaknya harus mempunyai attitude atau tanggung jawab untuk berkontribusi dalam tim.

Banyak pemain basket di Indonesia yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Tidak sedikit pula yang bisa tampil impresif dan efektif dalam sebuah tim.

Tetapi, pemain terbaik adalah mereka yang memiliki keinginan untuk berbuat lebih dan bersiap sebelum DBL Camp. Bukan hanya mendulang poin, pemain terbaik harus membuat pattern dan game plan tim berjalan dengan baik. Kira-kira, begitu yang dikatakan Vlahov.

"Kategori untuk memilih All-Star adalah pemain yang mempunyai keinginan besar, visi, dan Basketball IQ yang baik untuk menyesuaikan diri dalam sebuah tim, Menurut saya, pemain yang bagus adalah yang memiliki komitmen. Mereka yang berkeinginan untuk berbuat lebih dan selalu ingin menjadi yang terbaik daripada pemain lain," terang Vlahov.

Di kesempatan lain, Erwin Triono, Basketball Director DBL Academy, justru menekankan penuh pada aspek komitmen. Poin itu bisa mengantar seorang pemain muda untuk lebih disiplin dan mudah dalam meningkatkan performa mereka. 

Terlebih, jika mereka telah mengetahui modal besar pada diri sendiri. Apa kemampuan mereka, bagaimana cara menggunakannya, dan terus mencari apa yang mereka bisa berikan untuk tim.

"Campers harus mencari dan sadar betul dengan yang mereka bisa lakukan di lapangan. Ketika sudah tahu apa kelebihan masing-masing, campers tentunya harus bisa memutuskan apa yang harus dilakukan saat bermain dalam tim. Untuk mengambil keputusan ini tentunya harus dilatih secara rutin dan berkomitmen penuh," ujar Erwin.

Jika berbicara tentang kemampuan pemain muda, Dimaz Muharri, Coach DBL Academy sekaligus mantan pemain profesional, juga tak menyangkal kalau tanggung jawab ditambah basketball IQ seorang pemain dapat membawa mereka membentuk tim yang baik. Itu menjadi kunci bagaimana tim dapat tampil prima, efektif, dan yang terpenting, solid.

Pengalaman bertanding, mungkin, menjadi alasan mengapa poin-poin ini begitu penting untuk memutuskan pemain terbaik. Tidak disangkal pula bahwa jam terbang juga memberikan nilai yang besar. Tetapi, tanpa kerja keras, latihan, dan komitmen, sulit bagi campers untuk bersaing memperebutkan posisi All-Star nanti.

"Mereka yang berkomitmen dan konsisten dengan kemampuan mereka pasti bisa bersaing di DBL Camp nanti. Bukan hanya sekadar datang atau hanya show off kemampuan saja, tapi yang mau menunjukkan kelebihan dan membuktikan kalau mereka layak untuk menjadi All-Star," kata Dimaz.

Intinya, komitmen dan kerja sama tim, akan mempengaruhi kemampuan, tanggung jawab, dan kelayakan campers di KFC DBL Camp 2023 dalam penilaian pemain untuk menjadi KFC DBL Indonesia All-Star 2023. (*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game