SMA Global Islamic School (GIS) ingin menunjukan taji mereka di Honda DBL with KFC 2022 DKI Jakarta Series - East Region. Mereka sukses melangkah hingga ke fase big eight dan berjumpa SMAN 71 Jakarta (Sapta Eka). Namun sayang, perjalanan GIS berhenti setelah Sapta Eka berhasil mengalahkan mereka.
GIS telah menjalani tiga pertandingan di seri Jaktim musim ini. Hal itu disampaikan oleh Penggawa GIS, Muhammad Abrar RIandy Kusumah. Pada pertandingan pertama mereka menghadapi SMA Angkasa 2 Jakarta (Sky 2) dan berhasil meraih kemenangan tipis.
Baca juga: Keren! Pemain Mungil Puncaki Top 5 Blok Leaders DBL Surabaya
Abrar menyebut pada pertandingan itu GIS mendapat evaluasi besar. Ia mengakui para penggawa GIS sempat menganggap remeh Sky 2. GIS masih bisa bernafas lega karena mereka pulang dengan hasil kemenangan.
"Pelajaran di musim ini banyak menurutku. Contohnya waktu pertandingan pertama lawan Sky 2, kami memang sempat meremehkan lawan tapi ternyata mereka hampir bisa ngimbangin kita," ucap Abrar.
Para penggawa GIS mencoba memperbaiki kesalahan mereka di pertandingan berikutnya. Berjumpa SMAN 21 Jakarta (Dust) di laga kedua, Abrar dan tim enggan melakukan kesalahan serupa. Mereka mempelajari pola permainan Dust di laga mereka sebelumnya demi kembali membawa pulang kemenangan.
Baca juga: #DBL2022Wrapped: Ultras Pembangunan, Debutan yang Semangat Nribun
"Kami ada perkembangan di pertandingan berikutnya. Ketika melawan Dust, kami coba mempelajari cara bermain mereka. Hasilnya kami bisa unggul cukup jauh dari mereka," sambungnya.
Sapta Eka tampaknya menjadi mimpi buruk bagi GIS. Sebab, mental Abrar dan tim sempat menurun. Hal itu dikarenakan mereka menganggap kemampuan Sapta Eka jauh melampaui mereka. GIS mencoba bangkit, namun mereka masih belum mampu menyalip Sapta Eka hingga pertandingan usai.
Baca juga: #DBL2022Wrapped: Keganasan Chumaira Dian Sukses Hadiahkan Dust Trofi Pertama
"Ketemu Sapta Eka kemarin kami sempet merasa down karena nganggap level mereka itu di atas kita. Ditambah suasana lapangan yang rame suporter. Kami coba nenangin diri dan bangkit, tapi masih belum bisa ngalahin mereka," tutur Abrar.
GIS memang membawa pulang sejumlah pelajaran dari seri Jaktim musim ini. Kendati demikian, Abrar tetap menganggap hal itu sebagai pengalaman berharga. Ia mengungkap banyak para pemain tim lawan yang kemudian menjadi temannya.
"Pengalaman berharga bisa main di Honda DBL with KFC, mengingat juga gengsinya tinggi. Banyak juga yang tadinya lawan tapi sekarang jadi temen," tutup siswa kelas XII itu. (MRS)