Eksistensi SMA Al-Izhar Pondok Labu masih terus mereka pertahankan. Mereka menurunkan dua wakilnya sekaligus di Honda DBL with KFC 2022 DKI Jakarta Series – South Region. Ini merupakan kali pertama bagi tim putri AIPL untuk mencicipi DBL Jakarta Selatan.

Sebagai tim debutan, putri AIPL berhasil mengemas kemenangan perdana mereka kala melawan SMAN 47 Jakarta. Sayangnya, mereka harus pulang setelah dihadapi oleh SMAN 70 Jakarta di laga berikutnya.

Baca juga: #DBL2022Wrapped: AIPL Harus Pulang Dini, Mardlatika Beri Catatan

Meski begitu, tidak ada penyesalan yang mereka bawa dari kekalahan ini. Menyusul persiapan kilat yang dilakoni para pemain AIPL jelang pertandingan. Athini Mardlatika, asisten pelatih putri AIPL, menuturkan ia membentuk tim putri AIPL hanya dalam kurun waktu dua minggu.

Di waktu singkat itu, mereka harus memahami fundamental, pola menyerang dan bertahan, serta aturan main lainnya sebagai bekal awal turun ke lapangan. “Tim putri AIPL dibentuk dua minggu sebelum DBL mulai,” cetusnya.

“Makanya di waktu persiapan yang singkat ini, tujuan saya hanya ingin memperkenalkan tim putri AIPL saja. Bahwa, ini AIPL juga punya tim putri lho,” tuturnya.

Baca juga: #DBL2022Wrapped: Flashback Drawing DBL Jaksel, Penuh Pertandingan Seru!

Hal berbeda terjadi di sisi putra. Tim putra AIPL yang memang langganan DBL Jakarta Selatan telah bersiap lebih matang. Bahkan, Mardlatika sendiri punya program khusus untuk melatih mereka sebelum bertanding, yakni Training Camp.

Pada Training Camp itu, seluruh pemain putra harus sepakat untuk berkomitmen dengan target yang mereka tentukan. Selain itu, mereka juga membentuk program dan jadwal latihan menuju DBL Jakarta Selatan dimulai. Training Camp ini sendiri diadakan sejak Juli 2022 lalu oleh Mardlatika.

Baca juga: #DBL2022Wrapped: Limau Runner Up DBL Jaksel, Coach Rizki Tak Pusingkan Gunjingan

Sayangnya, faktor non-teknis jadi ‘biang kerok’ kekalahan AIPL di laga perdana mereka. Kala itu, AIPL mesti tunduk atas SMA Labschool Kebayoran. Hal tersebut juga diakui langsung oleh Mardlatika. “Kekalahan tim saya akui jadi kesalahan saya karena nggak mengawasi pola hidup mereka,” katanya.

“Mereka nggak jaga pola hidup yang sehat, masih sering main, begadang, dan juga kurang istirahat karena ikut kompetisi lain. Jadi kekalahan kemarin itu menjadi pelajaran tersendiri buat AIPL. Bagaimana mereka harus mengatur waktu dan menentukan prioritas ke depannya,” timpalnya.

Menatap musim berikutnya, Mardlatika tidak ingin menekan anak didiknya untuk ‘balas dendam’ atas kekalahan mereka di tahun ini. Sebaliknya, ia ingin tim besutannya bisa lebih bijak dan belajar dari kekalahan mereka.

“Anak-anak sempat mogok bicara seminggu karena kalah. Tapi ke sini, mereka jadi lebih wise dan bisa lebih set prioritas,” tukasnya. (*)

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs
Awaluddin Hatta Ingin Kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM Makassar