Honda DBL with KFC 2022 Banten Series telah selesai. Tepat pada Sabtu 17 Desember 2022, tim putra dan putri SMA Kharisma Bangsa berhasil mengawinkan gelar kembali. Sedangkan lawannya, UPH College harus menerima status runner up kembali tersemat di tubuh mereka.
Walaupun gagal membawa timnya mengalahkan sang juara, salah satu pemain UPHC sukses menjadi pemain terbaik selama kompetisi berlangsung di musim ini. Dia adalah Vanissa Renata Siregar.
Vanissa sukses menjadi Most Valuable Player (MVP) di Seri Banten musim ini. Menyusul hasil catatan statistiknya yang gemilang dengan total 46 poin, 17 rebound, 6 asis, 4 block, dan 2 steal. Hasil ini juga membawa namanya berada di urutan teratas Top Rebound Leaders Putri DBL Banten.
Ternyata, Vanissa punya cerita yang jarang ia ungkap sebelumnya. Honda DBL Indonesia All-Star 2022 itu mengaku sempat coba-coba olahraga lain selain bola basket. Ia mengaku sempat mencoba bermain golf dan atletik.
“Aku pernah coba main golf, tapi bener-bener nggak bisa dan nggak jago. Terus, nggak jadi main golf,” tuturnya.
“Waktu masih kecil sempat ikut atletik, kayak sprint, lari gawang, lompat galah, lompat jauh, dan lain-lain. Pokoknya banyak olahraga atletik pernah aku coba. Sampai akhirnya umu 13 tahun pilih basket,” sambungnya.
Kesukaan Vanissa terhadap basket menurun dari sang Papa yang merupakan mantan pelatih Klub Basket Satria Muda dan Garuda ‘Kukar’ Bandung, kini Prawira Harum Bandung. Selain itu, tambah Vanissa, permainan Timnas U-18 juga membuat dirinya memilih basket menjadi olahraga yang ia tekuni hingga kini.
“Dulu sering ikut Papa melatih basket. Terus, aku sempat lihat Timnas U-18 main, ngelihat tim putrinya keren banget, jadinya pilih basket sampai sekarang,” ujarnya.
Proses latihan yang giat dan komitmennya dalam bermain basket menuntun Vanissa menjadi pemain terbaik di musim ini. Sebelumnya, Vanissa juga berhasil menjadi MVP di Honda DBL Camp 2022.
Di balik komitmen dan kedisiplinannya itu, Vanissa ternyata juga melalui beberapa tantangan. Terutama saat menjaga konsistensi performa dirinya di lapangan. Ia mengaku mendapat rintangan saat proses latihan jelang DBL Banten kemarin.
“Banyak banget konfliknya sebelum DBL Banten mulai. Banyak teman-teman yang kecapekan dan akhirnya mengeluh yang buat suasana tim nggak enak,” cetusnya.
Meski begitu, Vanissa mempunyai prinsip yang ia pegang sejak pertama bermain basket. Bahwa, ia harus bersungguh-sungguh ketika bermain basket. Untuk itu, dara umur 17 tahun itu tak pernah absen ketika latihan.
Lebih jauh, Vanissa berharap dirinya bakal menyabet gelar All-Star kembali di musim depan. “Main basket nggak cuma main-main, tapi ada something yang harus aku capai. Mau sampai mana aku bermain basket,” katanya.
“Aku berharap bisa All-Star lagi di tahun depan. Mau nambah ilmu dan jalan-jalan lagi sama temen-temen yang lain,” tandasnya. (*)