UBS Gold Dance Competition kali ini menyuguhkan penampilan dari Prodigoues, dance team SMAN 91 Jakarta. Prodigoues tampil unik dengan balutan kostumnya yang meriah. Padu padan warna merah maroon, hitam, dan emas menghiasi tubuh para dancer itu. Tarian yang mereka bawakan pun sukses menuai perhatian penonton.
Pada awal tarian, Prodigoues menampilkan koreo dengan membentangkan kain berwarna putih dan emas. Tidak hanya itu, salah satu dancer memegangi sebuah benda yang tampak seperti obor dengan warna emas di ujungnya. Dengan gemulai mereka peragakan koreografi yang matang itu.
Aksi Prodgoues tidak berhenti sampai disitu, di tengah penampilan mereka mengganti kostum bagian atas. Kostum yang semula berwarna hitam itu kini berubah menjadi kostum yang terbuat dari kain songket di bagian depan, sedangkan di bagian belakang tampak corak batik khas Betawi.
Dance Leader Prodigoues, Anindya Widya menjelaskan konsep di balik apiknya tarian yang Prodigoues bawakan. Ia menjelaskan bahwa tarian Prodigoues ingin menunjukan identitas mereka sebagai warga negara Indonesia. Menurut perempuan yang disapa Anin itu, kemanapun kita pergi dan apapun yang kita lakukan, kita tetap berjuang untuk tanah air.
"Kami ingin menunjukan diri kami sebagai orang Indonesia, kemanapun kita pergi dan apapun yang kita lakukan kita harus berjuang untuk negara ini. Karena kebetulan kami (Prodigoues) tinggal di Jakarta, jadi kami juga masukan unsur budaya Betawi di dalam tarian kami," ungkap Anin.
Gerakan-gerakan Prodigoues sarat dengan makna. Gerakan dancer yang mengibarkan kain berwarna emas yang berarti kiprah orang Indonesia di kancah internasional. Sedangkan kain berwarna putih melambangkan kesucian dan semangat dalam berjuang. Selain itu, benda yang dipegang oleh dancer Prodigoues di awal penampilan merepresentasikan obor yang memiliki arti banyak bakat-bakat yang bisa dikembangkan.
"Jadi arti kain emas itu sinar orang Indonesia di kancah internasional, sedangkan kain warna putih melambangkan kesucian dan semangat berjuang. Kalau benda yang dipegang itu seolah obor dengan warna emas di ujungnya, itu memiliki arti banyak bakat dan 'emas' yang bisa dikembangkan," lanjut Anin.
Menjelang berakhirnya penampilan Prodigoues, mereka kembali mengibarkan kain. Kali ini, kain tersebut berwarna oranye yang berpadu dengan warna kuning. Kain tersebut, kata Anin, merepresentasikan burung-burung endemik Indonesia. Sedangkan gerakan itu berarti setinggi dan sejauh apapun kita melangkah, pada akhirnya kita tetap akan pulang ke tanah air tercinta.
"Itu melambangkan burung-burung endemik Indonesia, sedangkan gerakannya mengartikan setinggi apapun kita 'terbang', kita akan tetap pulang ke tanah air sebagai rumah kita," lanjut Anin.
Tampil dengan penuh makna, Prodigoues juga punya alasan kuat mengapa menampilkan tarian yang kental dengan adat Nusantara. Menurutnya, di tengah modernisasi di Indonesia adat dan budaya di dalam negeri harus tetap lestari dan dikembangkan.
"Alasan kami memilih konsep ini karena sekarang banyak orang-orang khususnya se-usia kami terpapar sama modernisasi. Jadi kami ingin menjaga budaya dalam negeri kita. Kita saja yang masih SMA udah punya kesadaran menjaga budaya kita, lalu kalian kapan punya kesadaran serupa?" pungkas Anin. (MRS)