Tampak dua belas perempuan tengah berbaris bersiap memasuki lapangan GOR Bulungan. Waktu mereka pun tiba, dengan langkah teratur mereka mulai memasuki lapangan. Para penonton yang hadir pun turut menyambut mereka dengan sorak-sorai gembira, seolah tidak sabar menyaksikan suguhan yang tak lama lagi hadir di tengah-tengah mereka.
Sebanyak 12 perempuan itu telah sampai di lapangan, langsung saja masing-masing mereka mengambil posisi masing-masing. Lengkap dengan balutan kostum putih dengan aksen emas khas dewi-dewi mitologi Yunani, mereka memulai tarian mereka. Mereka adalah Forsence, dance team SMAN 47 Jakarta.
Tampil di sela-sela jeda pertandingan menuju kuarter ketiga, Forsence sukses menyipu perhatian para penonton yang hadir. Gerakan demi gerakan dengan tegas mereka peragakan. Tampil selama tiga menit, Forsence berhasil keluar dengan rut wajah semringah penonton di tribun.
Dealuna Raika, dance leader Forsence menceritakan konsep yang mereka usung di UBS Gold Dance Competition ini. Adanya nuansa khas Yunani kuno memang merupakan bagian dari konsep mereka. Forence membawa dua figur Yunani kuno, Athena dan Aprodit.
Athena dalam mitologi Yunani dikenal sebagai dewi perang dan dilambangkan sebagai bentuk kekuatan. Sedangkan Aprodit merupakan dewi kecantikan Yunani. Forsnce berandai-andai dua karakter dewi Yunani itu dijadikan satu kesatuan dalam diri perempuan. Hal ini mereka lakukan, sebab stigma yang beredar masyarakat bahwa perempuan yang cantik itu lemah sedangkan yang kuat tidaklah cantik.
"Athena kan dilambangkan dengan kekuatan sedangkan Aprodit itu kecantikan. Nah perempuan itu selalu digambarkan kalau cantik pasti lemah dan kalau kuat engga cantik. Kami ingin lawan itu melalui dance kami," ucap Raika.
Raika bercerita bagaimana singkatnya proses dance yang ditampilkan oleh Forsence. Pada awalnya, Raika mengadakan audisi untuk teman-teman sekolahnya yang tidak tergabung dalam ekskul dance sekolah mereka, dengan tujuan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mereka yang ingin tampil di UBS Gold Dance Competition.
"Persiapan kami mendadak, dalam satu setengah bulan itu kami harus menyatukan gerakan serta pikiran kami. Sedangkan kami total ada 12 orang," kata Raika.
Meski hanya memiliki persiapan selama satu setengah bulan, Raika memuji dancer Forsence lainnya. Menurutnya, teman-temannya tidak pernah mengeluh dalam proses latihan. Khususnya bagi mereka yang baru tergabung dalam Forsence, total terdapat lima dancer yang terpilih melalui audisi.
"Aku mengapresiasi mereka sangat besar. Karena mereka itu gapernah ngeluh selama latihan. Apalagi yang ga ikut ekskul ini sebelumnya," puji Raika untuk dancer Forsence lainnya. (MRS)
