Penantian SMAN 2 Probolinggo (Smada Probolinggo) untuk bertemu SMA St. Louis 1 Surabaya (Sinlui) terbayar setelah mereka berhasil memulangkan jawara West Region yaitu SMAN 2 Madiun (Smada Madiun).
Keberhasilan tersebut membuat mereka bersua dengan pemegang tahta raja sekolah basket Jawa Timur, Sinlui 1 Surabaya. Sejak pengumuman hasil drawing Championship Series mereka sudah menggaungkan ingin bertemu dengan Sinlui. Pada pertemuan mendatang mereka dengan Sinlui bertajuk menang atau pulang, pasalnya selangkah lagi kedua sekolah akan berlaga di Final Party Championship Series.
“Akhirnya terwujud ketemu Sinlui. Selain memantapkan segi defense ya pasti mantapkan mental ya besok. Kami ingin sekaligus menguji mental dan menambah jam terbang tim,” ujar Muhammad Rahman kapten dari Smada Probolinggo.
Muhammad Rahman sendiri sukses mengantongi 24 poin pada laga melawan Smada Madiun. Ekspresi kesenangan mereka untuk bertemu Sinlui pun terpancar selepas laga usai. Keberhasilan Smada Probolinggo yang memulangkan kampiun DBL Madiun dengan skor yang cukup jauh tentu menjadi pertanda bahwa mereka memang benar-benar ingin menantang sang pemegang tahta.
Baca juga: Bekuk Juara Madiun, Smada Probolinggo Jumpa Sinlui di Fantastic Four
Sebaliknya Sinlui sendiri justru tidak ambil pusing terkait bertemu siapa di babak Fantastic Four, Rabu (28/9). “Bebas mau lawan siapa, kita siap ngadepin. Pokoke loss gak rewel ngono ae lah,” kata Cliffton Wijaya bintang dari Sinlui 1 Surabaya.
Sinlui sendiri juga berhasil menang menjanjikan atas runner up South Region, SMAN 3 Blitar. Tiga pemainnya bahkan mencetak dua digit poin. Persentase menembak mereka juga berada di angka 50 persen pada laga Selasa (27/9). Sinlui yang sudah dipesani oleh Sinluiers untuk menjaga tradisi juara tentu akan coba sekali lagi untuk mengatasi batu sandungan mereka untuk kesekian kalinya pada Honda DBL with KFC tahun ini.(*)
Baca juga: Sinlui Loss Ga Rewel Ketemu Siapa Saja di Fantastic Four Nanti
Siapakah yang akan berhasil melaju ke Final Party Championship Series? Mampukah Smada Probolinggo memaksa Sinlui merayakan acara final Championship Series dengan duduk manis di tribun DBL Arena? Justru Sinlui perlahan namun pasti menapaki tangga juara?