Gelaran Honda DBL with KFC 2022 East Java Series - North Region selalu berkesan bagi seluruh sekolah, tentu juga bagi pemain dan elemen tim lainnya. Tak jarang, sekolah dan pemain mencoba membawa tuah keberuntungan dengan berbagai cara mereka.
Ada yang mengenakan jersei warna kebesaran sekolahnya. Ada yang menggunakan nomor punggung kakak kelas mereka yang jago. Hal-hal itu kerap kali dipercaya mampu mengangkat mental ketika bertanding.
Skuad SMA Gloria 1 Surabaya musim ini pun melakukan hal yang sama. Meskipun caranya berbeda. Sang juara bertahan mencoba menghadirkan pemain yang sudah membawa pulang kampiun Honda DBL with KFC tahun lalu dalam jajaran elemen tim mereka tahun ini. Pemain itu adalah Thasya Hery Saputera.
Yap, Thasya merupakan salah satu andalan SMA Gloria 1 Surabaya dalam dua musim terakhir. Thasya -begitu sapaan akrabnya- juga ikut andil dalam keberhasilan Gloria 1 menjadi kampiun pada dua musim sebelumnya. Bahkan ia sempat terpilih sebagia skuad Honda DBL Indonesia All-Star 2022.
Baca juga: Coach Muksin, Pelatih SMAN 1 Madiun Sekaligus Ayah dari Thasya All-Star 2022
Cewek berusia 19 tahun musim ini kerap mendampingi adik-adiknya berlaga di DBL Surabaya. “Excited banget, kangen masa-masa kayak gini, seruu,” kata Thasya.
Pada gelaran DBL tahun ini, Thasya sudah menginjak bangku kuliah. Aturan musim ini juga sudah kembali normal, alumni tak diperkenankan ikut seperti musim lalu yang dibuat berbeda karena sempat terhenti setahun akibat pandemi.
Lantaran hal itulah romantisme Thasya di DBL musim ini tak bisa diwujudkan dengan menjadi peserta. Ia lantas didapuk menjadi tim medis.
Di luar dari sisi teknis, anak-anak Gloria 1 memang punya skill di atas rata-rata, tapi kehadiran Thasya di lapangan juga dipercaya ikut mengangkat mental adik-adiknya. Selama Thasya mendampingi menjadi tenaga bantuan medis, sejauh ini permainan Gloria 1 berada pada jalur kemenangan.
Meskipun sebagai tim medis, tapi Thasya kerap ikut deg-degan. Bukan karena ada pemain Gloria 1 yang cedera. Tapi kadang karena adek-adeknya bermain tidak selayaknya gaya permainan Gloria 1.
“Gatel banget pengen masuk (main). Apalagi waktu ada temennya kosong tapi engga dipassing,” tambahnya.
Tapi Thasya sadar sudah melepas jersei Blue Stars -sebutan Gloria 1 Surabaya. Oleh karena itu ia berusaha bersikap dan bertindak sesuai tugasnya.
“Ya bisaku sih kadang ikut ngasih motivasi adik-adik yang ada di bench. Saya kasih masukan ke mereka, kurangnya apa tadi,” timpalnya. Ia berharap musim ini Gloria 1 kembali bisa mempertahankan mahkota juara. “Harapannya sama lah ya, optimis juara,” ujar mahasiswa Universitas Ciputra itu.(*)